Selasa, 27 November 2012

suka bertanya

saya sendiri orang yang suka bertanya, tapi  kadang orang yang saya tanya suka risih juga. terus kalau saya tidak mendapat jawaban, saya menggerutu. dan makin penasaran.

saya kena batunya kemarin dulu.

saya punya teman yang suka bertanya juga. tapi bedanya dia suka bertanya nya berhari2.
dan dengan pertanyaan yang sama.
padahal saya sudah jawab, tapi dia terus menanyakan hal yang sama setiap hari, walau dengan kalimat berbeda tapi intinya sama.
jadi kesel lama2.

akhirnya saya mengerti perasaan orang yang saya tanyai. apalagi kalau saya bawel nanya nya.
hehe..

btw, memangnya salah bertanya? ah tentu tidak.
kalau tidak bertanya nanti sesat di jalan. saran saya, banyak2 nanya ke sopir angkot atau bus, biar tidak tersesat di jalan.

untuk soal belajar, setiap pelajaran usai, nanya aja ke gurunya. misalnya tanya, "Pak, saya sama sekali enggak ngerti apa yang bapak omongin dari tadi, boleh saya minta waktunya pas jam pulang untuk ngajarin saya secara langsung supaya saya ngerti?"

wah keren nih kalau begini.
apalagi kalau gurunya itu keren atau ganteng, atau cantik. makin betah deh.

atau kalau dalam sebuah miting brainstorm, enggak ngerti, langsung aja tunjuk tangan, bilang,"Saya enggak ngerti pak! Ulangi lagi boleh tidak?"
insya Allah deh..
insya Allah rekan2 jadi sebel..

tidak salah bertanya, tapi jangan jadi orang yang kebanyakan nanya. jadinya malah bertanya hal yang tidak penting. kalau tidak dapat jawaban, cari lah source yang lebih kompeten. misalnya google. hehe..
kalau sudah mati rasa, tidak mau bertanya itu malah gawat.
karena tidak ada rasa ingin bertanya, akan mematikan kreatifitas dan bikin otak jadi bodoh.
main nrimo saja, main glek telen saja, wah.. jangan...
sayang dong otak kita ini.

buatlah pertanyaan yang sesuai, dengan subjek yang sesuai dan kalimat yang sesuai juga.
agar tidak berbelit dan orang yang ditanya tidak risih dan tersinggung. dan jawaban yang didapat bisa memuaskan.

jangan juga jadi malas atau malu bertanya.
seperti saya bilang di atas, malu bertanya, ya sesat di jalan. paling tidak kalau malu nanya sopir angkot, ya.. klik search di google maps.

rajin2 lah bertanya dengan pertanyaan yang cerdas. agar mendapat jawaban yang diinginkan.
selamat bertanya.

Selasa, 20 November 2012

dana untuk orangtua

Biasanya kalau orang baru kerja, terus baru ada uang gajian di tangan, hal yang paling pertama dipikirkan adalah belanja, atau bayar hutang, atau bayar taruhan (eh?) atau beli gadget terbaru, atau nonton sama pacar dan teman, dan bla bla bla yang lain.

pulang deh dengan langkah riang.
sampai di rumah, lihat ibunda batuk2.
apa yang kita lakukan?

mungkin ada yang bertanya kenapa.
mungkin ada yang tidak peduli. malah langsung ngeloyor ke dapur untuk ambil nasi dan lauk pauk. atau ngeloyor ke kamar.
mungkin ada yang malah sudah belanja bulanan.
mungkin uangnya sudah habis buat bayar cicilan kendaraan.

ibunda batuk2.
umurnya sudah tua.
dan batuk2 pula.
sakit, pastinya.

reaksi kita, seharusnya, langsung memberinya obat atau membawanya ke dokter,
itu kalau kita peduli
atau kalau tidak sedang marahan
atau kalau memang insting kita bilang itu harus dilakukan.

tapi terkadang beberapa orang tua menganggap remeh penyakitnya,
supaya tidak merepotkan anaknya.

saran saya

sebaiknya segera bawa ke dokter.
paling tidak berikan dia obat bebas dulu.
dan vitamin.
kalau kekeuh tidak mau ke dokter, beri pengertian, sambil belikan obat bebas dulu.
barengi dengan doa, agar sakitnya disembuhkanNya.

saran saya lagi

baik orang tua sedang sakit atau tidak kita harus siapkan dana dadakan kalau2 orang tua sakit.
apalagi kalau sakitnya di tengah bulan. dan uang di tangan dan tabungan sudah habis.
siapkan dana buat orang tua itu dengan disiplin.
karena manusia, kalau sudah makin tua, makin gampang terserang banyak penyakit, apalagi diiringi dengan stres.

semoga bermanfaat :)


Kamis, 01 November 2012

quote saya

saya sok2an nih ikut2an mau bikin quote.
tapi ini juga bisa jadi quote buat anda.
kan kita memang satu bangsa, jadi bisa buat siapa saja.
eheeeuuu..

#quotesaya #disiplin itu sulit untuk orang yang malas
#quotesaya salah satu pilar sukses adalah #disiplin
#quotesaya kalau mau kaya, harus #disiplin
#quotesaya orang malas banyak alasannya kalau mau #disiplin

udah itu dulu ya
semoga saya dan kita terpacu oleh quote ini

Rabu, 24 Oktober 2012

ucapan kelahiran anak

Pernah lihat atau dengar kalimat ini tidak? Biasanya diucapkan ketika ada anak yang baru lahir sebagai ucapan selamat dan doa.

"Selamat ya.. semoga menjadi anak yang saleh, berbakti pada orang tua, nusa dan bangsa serta agama."
"Semoga menjadi anak kebanggan bagi orang tuanya."
"Semoga menjadi anak pintar, cantik dan berbudi pekerti luhur."

Semua doa dan ucapan dari mulut orang lain kepada si bayi yang baru lahir terasa berkah.

tapi lucunya, jadi timbul pertanyaan, sbb:
Apa bisa si anak nantinya jadi anak saleh, kalau orang tuanya hobi korupsi?
Apa mungkin si anak jadi berbakti pada orang tua, padahal si orang tua sendiri tidak mau membiayai ibunya yang terbaring di rumah sakit?
Apa mungkin bisa menjadi kebanggaan nusa dan bangsa, kalau si orang tua ternyata gembong pelaku ilegal logging?
Apa bisa si anak menjadi teladan yang baik bagi umat, kalau orang tuanya rentenir?
Apa yang mau dibanggakan si anak, kalau ternyata orang tuanya, punya banyak simpanan?
Bagaimana si anak jadi cantik, kalau orang tuanya tidak ada yang cantik?
Bagaimana si anak mau menjadi anak yang sopan, kalau orang tuanya tidak sopan kepada tetangga?

segala doa itu rasanya bisa langsung menjadi cerminan bagi orang tuanya.
seperti pepatah bilang, buah tidak pernah jatuh terlalu jauh dari pohonnya. begitu juga tentang anak.
hal ini seharusnya jadi cerminan bagi orang tua, ketika mereka menghadapi kesulitan tentang anak suatu hari nanti. bisa jadi, itu lah buah yang mereka lakukan dulu.

lain hal kalau memang orang tuanya baik2, lantas anaknya jadi begundal teroris. nah ini perlu ditelusuri dari mana salahnya.
kesalahan anak pasti ditanggung juga oleh orang tuanya. jadi kalau mau introspeksi, lakukan dari dua arah, anak ke orang tua, orang tua ke anak. tidak ada manusia sempurna, maka dari itu introspeksi saja, saya rasa sudah bisa membuat segalanya berubah ke arah yang lebih baik.

--
hehe.. serius amat ya..
saya titip pesen ya, kalau ada kerabat atau teman yang baru melahirkan, ucapannya jangan cuman untuk bayinya aja, juga untuk orang tuanya, jadi biar semua didoakan dan diberi selamat.

Senin, 22 Oktober 2012

kakek kakek

Saya pesen ya sama pembaca yang ganteng2, yang cute2, yang cantik2...

Kalau punya kakek atau bapak yang sudah tua dan sedikit pikun, apalagi sikapnya sudah kembali seperti anak2 lagi; kalau kemana2, tolong diantar ya. jangan dibiarin sendiri. kasihan. nanti nyasar. nanti nyelonong aja kemana2. nanti kalau lapar haus, minta2 ke orang lain.
Tidak apa repot sedikit, yang penting mereka ada di bawah pengawasan kita. awasi lah dengan penuh kasih sayang ya.

--

Tadi saya naik kopaja. ongkos kopaja kan 2 ribu ya, saya kasih ke kernetnya lembaran 5 ribu. kembalinya? ya, 3 ribu dong hehe.. lembaran 2 ribu dan recehan gopek 2.

Seorang kakek disebelah saya tahu2 menyodorkan tangannya.
"Minta itu." Minta kembalian saya maksudnya. Kembalian yang lembaran 2 ribu. saya langsung kasih saja. saya langsung mikir, ini kakek2, pasti udah tua banget ya, sampai dia sudah seperti anak kecil saja, minta ini itu tinggal tunjuk dan tidak malu lagi. saya kasihan. lalu sisa gopek 2, saya kasih lagi. saya liat dompet kecil saya, hehehe.. abis dong ongkos.. 

Lalu si kakek mengoceh ini itu. dia bilang, dia di jakarta dari tahun 1950-an. dulu, gedung Sampoerna Strategic itu adalah pabrik pakaian milik orang Cina. saya nyengir2 saja. di pikiran saya, gimana ya ongkos pulang saya. hahaha... 

tu kakek turun di Polda. Oh iya, kernet juga sempet kasih 2 ribu ke dia.

Kakek2 itu, pakaiannya rapih. hanya saja senang ngoceh sana sini. kadang omongannya tidak jelas. dan kalau sudah lihat duit, wah bisa langsung minta tanpa 'maaf' malu. dia pergi sendiri loh, tidak ada yang antar. saya kasihan. kemana ya anaknya? atau cucunya? atau ponakannya? atau siapa pun yang termasuk keluarganya yang masih sehat muda dan kuat. kenapa mereka tak peduli?
Lain hal kalau si kakek masih sehat mentalnya, belum balik ke mental anak kecil lagi. dan belum ngomong ngalur ngidul. enggak apa2 itu pergi sendiri.

Peka lah, peka lah.. kasihan loh yang begini.

Kita juga tidak muda terus kan? suatu saat kita bisa seperti itu.

--

Kemarin dulu saya juga sempat bertemu nenek tua yang lupa membawa ongkos di angkot. saya kasih saja yang ada di kantong saat itu, diluar ongkos.
padahal nenek itu masih sehat, buktinya, dia sampai tidak lupa membawa air teh yang diplastik untuk dirinya minum.
seteleh dia meraba kantongnya, memeriksa kantong di celana, di dalam 'maaf' kutang, enggak ketemu uangnya. saya sudah feeling, dia pasti lupa sama uangnya.
saya kasih saja. lupa saya kasih berapa, yang pasti senyumnya kembali merekah ketika dia menerima uang dari saya.

--

Penting bagi kita untuk peduli dan peka terhadap generasi tua kita, mulai lah dari keluarga. Jangan dicuekin.
Sayangi mereka. kalau sikap mereka sudah kembali menjadi seperti anak kecil, sayangi mereka seperti mengasuh seorang anak. karena saat itu mungkin ingatan mereka sudah mulai diambil Tuhan, lalu fisik, kedewasaan, dll.
Intinya, bersabarlah. dan berdoalah agar kita tidak seperti mereka ketika kita tua nanti.

Hiduplah untuk 100 tahun. melihat cucu dan cicit dewasa. tapi jangan sampai sakit2an, atau merepotkan mereka. 

Jumat, 19 Oktober 2012

The Power of Words (3)

Pernah dengar tidak kalau orang tua 'ceramah'?
Kalau ada kata atau perbuatan kita yang salah, biasanya mereka mengingatkan, kadang dilabeli sebagai 'ceramah' oleh kita. lalu kita menggerutu, kita bilang mereka cerewetlah, banyak menuntut lah, nyebelin lah, bawel lah, berisik lah, dan yang lainnya.
padahal mereka berbuat begitu karena mereka sayang.
tapi kadang saya juga merasakan, sebagai orang tua, mereka juga butuh semacam penghargaan yang ditunjukkan secara nyata untuk mereka, walau dalam kondisi mereka melakukan perbuatan salah.

saya tidak membicarakan hal itu.
sekarang saya ingin bertanya, waktu diomeli orang tua, siapa yang kadang mendengar cercaan dari orang tua?
misalnya:
"Dasar lo, anak enggak tahu diri!"
"Udah pergi sana, enggak usah pulang sekalian!"
"Kamu tuh susah banget dibilangin sih? Jadi anak tuh harus nurut!"
"Dengerin ya, omongan mama, kalau enggak nanti uang jajan kamu bulan ini mama potong habis!"
"Jangan ikutin si A, dia kan tukang madat!"
"Nakal banget sih kamu!"
dll

kadang apapun yang diucapkan, tidak terasa keluar begitu saja. kadang tidak ada remnya. bener loh, kadang orang tua juga tidak punya rem kalau sedang marah.
apakah ini manusiawi? mungkin. karena harusnya orang tua harus melihat bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dirawat dan dijaga. tapi yah, namanya manusia kan ada lupanya.

tahukah kamu kalau perkataan apapun dari orang tua dalam bentuk apapun, baik yang diucapkan maupun yang tidak, bisa menjadi doa buat kita?
dan seperti kita ketahui, karena jasa mereka lah kita ada di dunia, sekolah, dan mungkin bekerja.
misalnya mereka meneriaki kita dengan sebutan, "Bego banget sih kamu!" mungkin otak kita akan benar2 jadi bodoh, entah itu dalam pelajaran atau dalam bertingkah laku dengan teman.
atau dengan perkataan,"Nakal!" kita akan tumbuh dewasa dengan cap itu dalam diri kita.

perkataan orang tua baik yang diucap maupun yang didalam hati adalah doa. maka berhati2lah berurusan dengannya.

kalau orang tua memarahi kita dengan perkataan yang menyakiti hati kita, atau tidak enak terdengar, usahakan agar mereka segera meralatnya. takutnya hal itu akan menjadi kenyataan. segera saja minta maaf, jangan balik mengatai mereka, hanya akan membuat kita sakit hati. sehingga keburukan dari perkataan mereka tidak terwujud.
misalnya: "Kamu itu anak enggak tahu diuntung!"
"Astaghfirullah! Mama, maafkan saya."

"Dengerin bapak! Kuping kamu dimana sih taruhnya!"
"Iya, pak. Maafkan saya."

Biasanya ketika orang tua mendengar permohonan maaf dari kita, hati mereka akan langsung luluh. walau hati mereka sedang panas, rasa kasih sayang mereka bisa mengalahkan rasa marah mereka. lain hal kalau orang tua kita itu sakit perasaannya, alias depresi, mereka malah makin jadi marahnya, nah kalau sudah begini, ya sudah diamkan saja, jangan dimasuki perasaan, karena sebenarnya mereka sedang memarahi diri mereka sendiri.
perbedaan marah karena sayang, dengan marah karena depresi atau halusinasi atau stres, bisa terlihat jelas dari kata2 yang diucapkan. sebagai anak, kita kan bisa langsung mengenal tanda2nya. kalau kata2nya tidak bisa berhenti, walau kita sudah meminta maaf, ya sudah diamkan saja.

sebagai anak, kadang kita juga dituntut untuk menjaga perasaan mereka, tapi jangan lupa juga, kita pun harus jaga perasaan sendiri. ucapkanlah maaf. dengan mengucapkan maaf, bukan berarti kita kalah argumen, tapi anggaplah itu bentuk terima kasih kita kepada orang tua yang sudah susah payah menyekolahkan kita, menjaga kita dari kecil.

dan sebagai orang tua, haruslah benar2 dipilih kata2 untuk memarahi anak. jangan yang menyakiti hati mereka, atau merendahkan mereka. carilah yang bisa mereka cerna sesuai dengan usia mereka, kalau kelepasan bicara, langsung gantilah.
misal:"Kamu kok enggak dengerin omongan mama sih? dengerin lah Nak.."
dengan nada yang menurun, tidak makin meninggi.
mudah2an hati mereka tersentuh. dan marah orang tua tidak menjadi2.

hati2lah berkata kepada anak atau kepada orang tua ketika kita marah. jangan sampai hal jelek yang terucap itu terwujud. sebaiknya ucapkan dengan nada rendah, jangan dengan nada tinggi. selain tidak baik untuk tekanan darah, bisa jadi tidak enak terdengarnya.

Selasa, 09 Oktober 2012

syukuri kelebihan orang

judul diatas, untuk sebagian diri saya bilang, apaan tuh???!!

hehe

Kan kadang kita temukan, kalimat seperti ini,
"Kita ini harus bersyukur, masih mending dapet ini.. daripada liat tuh orang dapetnya cuman itu doang.."
"Kita tuh harus bersyukur, masih bisa napas, tuh ada orang yang napas aja mesti pake mesin."
"Kita harus banyak2 bersyukur, biar makin banyak rejekinya."
"Syukuri apa yang adaaaaaa.. bulu ketek bulu dadaaaaaa.."

Kita harus bersyukur. betul. Kita memang kudu bersyukur atas segala yang Ia beri. betul.
Tapi pernahkah kita bersyukur atas apa yang Ia beri pada orang lain?
Hayoo... jujur...

Misalnya nih, temen sebangku dibeliin BB baru. apa yang pertama kali kita pikirkan?
"Wah, enak bener dia dapet BB.."
"Ih padahal kemaren bilangnya enggak punya duit, sampe ngutang ke gue.."
"Paling2 dia malak nyokap bokapnya tuh, makanya bisa kebeli tu BB.."
"Halah, pamer aja tuh. Pamer!"
"Biar bisa diterima sama gank nya kali, jadi beli deh BB.."
"Wah, keren banget ya BB nya, pengen banget punya, tapi gak ada duitnya.."
"Nanti gue pinjem ah.."

Pernah gak sekali aja yang terlintas di otak kita, adalah kalimat berikut:
"Alhamdulillah ya Allah, dia udah punya BB!"
atau
"Puji Tuhan! Dia bisa punya BB."

Beda loh rasanya. Beda banget.
Coba deh.

Misalnya ada orang yang ditimpa kesusahan aja, kita harus langsung sigap membantu, ngucapin Inna lillaahi wa inna ilaihi roji'uun. apalagi orang yang 'ditimpa' keberuntungan? langsung dong, memuji Tuhan, alhamdulillah. jangan malah nyinyir, prasangka jelek, niat jelek, ngiri, dengki, langsung 'panas' pengen beli juga, nyibir..

Kalau kita juga mensyukuri apa pun kelebihan orang, wah kita akan merasakan sesuatu yang berbeda dalam diri kita. kalau saya bilangnya, rasanya, ada sekuntum bunga yang mekar di hati. wanginya kemana2. lalu tergambar deh di wajah kita, tersungging deh sebuah senyuman tulus.

beda kalau dengan yang nyinyir, prasangka jelek, niat jelek, ngiri, dengki, langsung 'panas' pengen beli juga, nyibir tadi,malah jadinya senyuman kecut atau mata melotot, pandangan menghina, marah2, galau..

kan lebih enak dilihatnya kalau muka kita ini ada senyuman tulus ketimbang senyum kecut, apalagi marah2.

Ada yang ngomongin orang lain yang punya mobil alphard. ngomongnya yang jelek2 aja. bilangnya ini lah itu lah. kita balas saja dengan memuji Tuhan, alhamdulillah. beda loh rasanya. kita juga jadi orang yang enak dilihat dari raut wajahnya, ga ketus kecut.

Dengan mensyukuri kelebihan orang lain, berarti hal itu juga akan berbalik pada diri kita. Kita jadi bisa lebih bersyukur. Kan lebih enak bersyukur daripada bersungut2.

make it happen!

ngutang GPP yang penting gaya

harriii geeennneee gak gaya? gak gaul laaaa!!

kalimat diatas jadi patokan kita untuk mengesahkan yang namanya ngutang, entah itu dengan menggunakan kartu kredit, atau sekedar minjem sama mami dan papi.

"Pa, pinjem duit nya dulu ya.."
"Ma, pinjem seratus dulu dong.."
"Enggak apa-apa deh gesek lagi, kan yang kemarin baru dibayar.."
"Wah, ada promo pake kartu kredit! Lumayan, diskon 20%.."

kalau pake bahasa saya, ini mah namanya cembelewek..
ga mutu.

Kita kan tahu, ngutang itu kalau sudah kepepet, mbok ya, kalo beli rokok ke warung jangan ngutang, kan rokok bukan kebutuhan. mbok ya, gak usah beli iphone, toh henpon lama masih baru dibeli 3 bulan yang lalu. mbok ya, ga usah maksa nonton konser, kalau dompet udah tanggal tua.

jangan maksain, kalau memang tidak perlu.
jangan maksain, kalau tidak menyangkut hidup mati kita.
jangan maksain, kalau cuman gara2 enggak punya seperti yang orang lain punya.
jangan maksain, kalau cuma laper mata.
jangan maksain, hanya karena dibilang enggak gaul.

kita ya kita. mereka ya mereka. biarin aja. kecuali kalau memang sudah ada uangnya, nah baru boleh deh.

saya tidak menyarankan banget untuk ngutang hal2 yang enggak perlu. buat apa? gadget akan terus ada yang baru setiap tahunnya. kendaraan juga begitu, selalu ada saja yang model baru setiap tahunnya. promo kartu kredit juga ada saja yang menggiurkan lewat diskon tambahan (padahal tetep judulnya ngredit, ngutang). kalau enggak menghisap rokok sehari dua hari kan enggak mati toh? kalau terlihat sederhana, bukan berarti terhina toh? kalau enggak nenteng barang mahal, kan tidak menurunkan derajat toh?

kalau kita hanya melihat keadaan diri kita dari apa yang terlihat saja, baik itu untuk menunjukkan status, uang, kekayaan, jabatan, dll, sama saja kita ini tidak menghargai diri sendiri. yang dinilai dari dalam diri kita itu bukan yang menempel pada diri dan badan kita, tapi dari tingkah laku kita.

kalau orangnya biasa aja, tapi suka tersenyum, orang pun akan senang.
kalau orangnya sederhana, tapi bisa memecahkan masalah, karena dia pintar, akan jadi tempat orang bertanya.
kalau orangnya sedang2 aja, jelek engga, cakep juga enggak, tapi suka bersedekah, orang pun akan senang berteman dengan dia.
dll

kalau gaya hanya diukur dari yang terlihat, wah rugi lah kita! boros jadinya.

Selasa, 25 September 2012

The Power of Words (2)

Hidung saya ini pesek. Peseknya ya.. bener2 pesek. Kalo pake kacamata, suka melorot. Kalo dari samping, yang keliatan cuman belendungan kecil doang, bukan segitiga kayak yang hidungnya mancung. Kalo dari atas, selain jidat, ada gundukan kecil yang merupakan tempat dua lobang hidung.



Nah kalo pakai masker, karena hidungnya pesek, kadang mulut sama hidung keliatan sama tingginya. hehe.. kadang, karena dasarnya saya iseng, saya malahan sukanya nutupin mulut dan biarin hidung saya tidak tertutup masker. hehe..

Saya emang aneh..

Setelah saya pikir-pikir nih, ternyata memang kita lebih perlu masker mulut ketimbang masker hidung+mulut.

Kenapa?

Soalnya hidung kan gak berlidah. sedangkan lidah tak bertulang.

hadah...

Masker Mulut

"Emang.. gue tahu.. gue tuh orangnya bego... enggak bungkin bisa setara dengan dia.."

"Kita nih.. udah miskin.. tambah miskin lagi kalau begini!!"

"Yah, terima nasib aja, namanya kita orang kecil, enggak punya kuasa.."

"Pakaiannya bagus-bagus mulu, beda dengan gue, yang butut mulu dipake.."

"Gue tahu kalo gue bukan apa-apa, tapi jangan ngerendahin gue banget dong!"

Sering gak kita dengar kalimat-kalimat diatas? Kadang diucapkan teman, sahabat, anak, ibu, pasangan, atasan, bawahan, orang sekitar, terus tertangkap di telinga kita.

Pernahkah terpikir, kalau ucapan kita yang sambil lalu itu atau ucapan ketika rada kesel atau sedang bercanda itu BISA menjadi NYATA, hanya karena kita sering mengucapkannya?

Otak kita dan alam bawah sadar kita ini saling terkoneksi. Apa yang keluar dari mulut, itulah yang otak kita ini pikirkan. Dan masalahnya, hal ini sering jadi sugesti langsung ke arah kita.

Kalau kita sering ngomong, mungkin maksudnya merendah, kalau kita ini bego, alam bawah sadar kita akan merekam hal ini, dan membuat seluruh tubuh kita terlihat dan berkelakuan bodoh.

Kalau kita sering menganggap diri kita ini 'kecil' dan tidak punya kuasa atas apapun, jangan heran kalau tiba2, misalnya, anak atau bawahan atau orang lain tidak menganggap apapun yang kita katakan dan contohkan.

Kalau kita suka dan hobi mencemooh diri sendiri, ya.. pakaian butut lah, sepatu butut lah, muka bututlah.. entah dengan maksud bercanda atau beneran minder, kita akan selamanya terperangkap pada hal tersebut yang mengakibatkan turunnya Percaya Diri.

Yang namanya Percaya Diri kan ada dua kata: Percaya, dan Diri.

Percaya banget! sama apa?

Sama diri sendiri!

Kalau orang yang curigaan melulu, biasanya enggak pede. Karena dia tidak Percaya pada Dirinya sendiri. Toh dirinya bagus, dia anggap jelek. Dirinya kaya, bilangnya miskin, gak punya duit melulu. Padahal dirinya pintar banget, tapi selalu mengeluh dan ngakunya bego.

Seperti yang sudah saya tulis kemarin, kata-kata yang kita ucapkan justru malah berbalik pada diri kita. Makanya berbuat baiklah pada kata-kata kita. Kalau sekiranya tidak bisa, ya.. pake deh yang namanya Masker Mulut. Enggak ada kan? Hehhehe...

Kita tidak akan bisa menghargai orang lain, teman, sahabat, atasan, bos besar, pasangan, pacar, binatang peliharaan; kalau kita tidak pernah menghargai diri sendiri. Hargai lah diri sendiri. Kalau berkata-kata, yang bagus2 aja, yang positif aja.

Kalimatnya jadi berubah, yang tadinya:"Yah, maklumlah.. saya cuman karyawan rendahan, mana mungkin...."

Sekarang:"Yah, maklumlah... saya cuman karyawan rendahan, gaji miliaran.."

Nadanya sama. tapi kalimatnya beda. Alam bawah sadar akan merekamnya juga dengan cara berbeda. Energinya positif.

Dulu:"Gue tahu gue bego di mata lo.."
Sekarang:"Gue tahu, gue pinter dan cool dimata lo.."

Dulu: "Enggak mungkin laaaahhh, kan kita orang kecil.. ga bisa apa-apa.."
Sekarang: "Enggak mungkin laaahh, kan kita orang kecil dan cute.."

Ahahaha

Sudah ya saya mau ditarik sama teman saya. Mau bergaul kita.

Selasa, 18 September 2012

The Power of Words (1)

cool banget ya, judulnya eheuuu 


Saya punya teori begini:

Hati-hati dengan kata-katamu.

Kita kadang lupa ya, kalo lagi ngobrol, semua kata2 keluar begitu saja dari mulut. kadang gak ada remnya. apalagi kalau lagi becanda dengan teman. saya pernah dengar, ada mbak2, manggil temennya dengan panggilan sayang, "Cong" kependekan dari (maaf) "Bencong", ada juga yang manggil temennya dengan panggilan sayang "nyet" atau "jing". entah itu bisa disebut panggilan sayang atau panggilan sayang tapi sebel, tapi kedengerannya kok gak enak ya.

emang kenapa sih? itu kan panggilan doang!

hehe. iya. tapi itu juga doa buat diri kita.

ih kok bisa? gak mungkin! gak masuk diakal! bullshit!

bener. begini loh, kalo kita memanggil seseorang bukan dengan namanya, tapi dengan 'cong', 'nyet', 'jing', 'pret', dsb, otomatis orang lain pun akan memanggil kita dengan panggilan yang sama. dan parahnya, kalo kita memanggil dengan sebutan yang tadi itu, tandanya, kita tidak menghargai diri sendiri. kata2 itu kan keluar dari mulut kita, dan kita gak saring dulu, cerna dulu, timbang dulu baik buruknya, main manggil sesuka kita, tandanya, kita pun tidak menghargai orang lain. orang yang tidak menghargai orang lain, mustahil bisa menghargai dirinya sendiri.

lalu hubungannya dengan doa buat diri kita apa?

hubungannya, setiap panggilan diatas yang kurang enak didengar itu terucap, itu adalah doa kita untuk diri sendiri. kalo sering manggil orang dengan sebutan 'botak' suatu saat kita akan mengalami kebotakan, kalo sering manggil orang dengan siulan suatu saat kita pun akan dipanggil dengan siulan (kayak burung perkutut dong ^^), apalagi kalo kita sering dipanggil 'jelek' suatu saat kita pun akan jelek. hehe..

nama adalah pemberian orang tua. nama itu dibuat dengan tulus dan penuh perhitungan plus harapan oleh orang tua kita, yang digunakan juga sebagai doa untuk selama-lamanya. bahkan di nisan kita kan yang tertulis adalah nama kita, bukan nama panggilan 'cong' 'nyet' 'jing'..

Kata-kata adalah bola bekel

apa  maksudnya tuh?

setiap perkataan dari mulut kita, adalah doa bagi diri kita sendiri. makanya sering kita dengar orang bilang, dia tuh kemakan omongannya sendiri... lah kan tu orang makan nasi, kenapa makan omongan yah? hehe

apa yang keluar dari mulut kita adalah doa yang terus menerus akan berbalik dan mental kembali ke diri kita. seperti bola bekel. makin keras kita memantulkan bolanya, makin tinggi dan keras pula bola itu berbalik ke diri kita. terkadang saking besarnya pantulan bola bekelnya, sampai kita kelabakan ngambilnya (anak cewek yang suka main bekel pasti ngerti).

bekel itu kan dari karet. kalo direndam minyak tanah, bengkak deh jadinya, membesar. pantulannya juga menjadi makin dahsyat. kata2 juga seperti itu. makin keras dan jelek omongan dan kata2 kita ke orang lain, disadari atau tidak, kata2 itu akan berbalik ke arah kita dengan lebih keras, sampai mungkin, akan membuat kita sakit hati.

jadi berhati2lah...

tips, kalau selama ini kita merasa tidak dihargai oleh sekitar, cobalah untuk menghargai diri kita sendiri dulu. caranya gampang. panggil nama orang lain bukan dengan panggilan sayang yang gak enak didengar, tapi dengan nama aslinya. secara otomatis, orang lain pun akan bersikap sama terhadap kita. coba rasakan bedanya. ingat, segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri dulu. pelan2, nanti akan berubah kok.

sekarang, coba panggil temanmu dengan nama aslinya.

Kamis, 13 September 2012

kekuatan doa


Kita tidak pernah tahu kapan doa kita terkabul. Yang penting doa aja dulu. Masalah dikabulin atau ngga, urusan Tuhan. Ingat dan yakini saja kalimat ini: "Tuhan Maha Penyayang"

Dulu banget, saya sempat ngutang pulsa ke temen kantor saya. Karena udah seminggu belom bayar2 juga, saya jadi malu. Saya minta dalam doa saya setelah solat.

Doanya: "Ya Tuhan, berikan saya duit."
Buat apa?
"Buat bayar utang pulsa"
Emang di kantong engga ada uang?
"Ada, tapi udah buat ongkos sampe akhir bulan. Udah mepet >.<!!"

Saya tidak tahu kalau doa itu dikabulkan. Karena keesokan harinya, saya nemu duit di jalan, 25 rebu. Saya tanya orang sekitar, apa kehilangan duit? Engga, kata mereka. Tanya tukang dagang deket situ, apa duitnya ilang? Engga, katanya.

Ya sudah, saya ambil tu duit. Utang pulsa saya yang 11 rebu, sama temen saya, saya lunasin. Trus saya bilang, saya bayar utangnya pake duit yang nemu tadi di jalan. eheu... Kan masih ada sisa tuh 14 rebu, saya pake buat ongkos sama sedekah.

"Tuhan Maha Penyayang" coba deh, berdoa, mungkin doa kita saat ini langsung dikabulin sama Tuhan.

UJIANNYA SUSAH!

Buat yang masih sekolah, seumpamanya, ujiannya susah, berdoa aja. Minta langsung sama Tuhan biar dikasih kemudahan.

Ingat dan yakini, "Tuhan itu Maha Baik"

"Ya Tuhan, ujiannya susah nih. Mana banyak banget yang ngira2 pake kancing, cari2 contekan, minta kode ke temen sebelah... Aduh.. tapi tetep gak yakin! Gimana nih? Ya Tuhan, berikanlah saya kemudahan, saya lagi ujian, semalem belajarnya ketiduran, dah gitu cuman ngapal sedikit doang tadi..."

Tuhan Maha Baik. Mungkin aja saat itu doa kita langsung dikabulkan.

Pas abis ujian, nilainya C-? Atau 4? Jangan khawatir! Kita mikirnya, begini: masih untung dapet C-, coba dapetnya F! Masih untung dapet 4, daripada 0. Berarti kebaikan Tuhan cukup segitu nilainya buat kita.

Saya juga dulu sering dapat nilai jelek. Setelah saya pikir ulang sekarang, semua nilai dari guru itu tidak berarti, yang penting adalah penilaian diri kita terhadap kita sendiri. Bagus kah? Jelek kah? Ada yang harus dirubah? Langsung buat perubahan ke arah yang lebih baik, jangan ditunda.

hehe jadi ngaco ya. gpp, saya lagi ingin menulis pengalaman saya yang saya anggap luar biasa di atas. Semoga menjadi insipirasi!

Selasa, 04 September 2012

hutang

untuk yang terlilit hutang, entah karena kebiasaan ngutang atau karena terpaksa atau karena hal mendesak ga ada uangnya, bisa dibaca ebook ini

http://yunusbani.com/ebook/ebookps.pdf

saya juga lagi baca, di sela2 kerja.. :)

Senin, 03 September 2012

bangkrut

Tetangga saya curhat sama saya, dia sakit hati sama omongan salah satu saudara saya yang bilang dia bangkrut.

awalnya, tetangga saya itu, suaminya adalah penjual ikan laut. memang suaminya itu tidak punya modal, jadi hanya bisa menjual ikan2 hias laut yang bagus2. karena ulet, suaminya itu kadang dapat untung besar dari hasil penjualannya.

karena beberapa kendala bisnis, ketika pertengahan Ramadhan kemarin, tiba-tiba dia menjual kulkas. katanya uangnya buat keperluan sehari2. seperti kita tahu kalau bulan puasa itu, justru pengeluaran bisa 2x lipat. tapi dia malah menjual kulkas dan hanya dapat 400rb. ternyata, setelah ditanya2, kendala bisnis suaminya itu begitu parah, sampai2 si suami tidak masuk kerja. yang otomatis dia tidak punya uang.

wah kasihan sekali saya. sudah susah, dikatain bangkrut pulak. bukannya dibantuin (rumah saudara saya itu berbeda 2 rumah dari kontrakannya).

sedih saya. bukan sedih sama tetangga saya, tapi sedih sama saudara saya.

KENAPA?

karena dia tidak pernah berwirausaha. jadi tidak pernah merasakan bangkrut. padahal kalau jiwa dia pengusaha, setiap kali dia bangkrut haruslah dia senang. karena pelajaran dari kegagalan adalah jejak awal keberhasilan.

ga percaya?

kalau kita bangkrut, otomatis 'ikat pinggangnya dibuat makin kencang'. sistem yang bobrok makin diperbagus. sales perharinya makin ditingkatkan. sistem keuangan ditinjau ulang. berusaha menarik pelanggan baru yang lebih banyak lagi. dan otomatis kita akan lebih cerdas berbisnis.

tidak ada yang mau bangkrut. bangkrut itu pahit. mengundang hinaan dan tanggapan miring orang. tapi teh pun pahit, tapi banyak yang suka, bagus buat kesehatan. bangkrut juga begitu. bagus buat kesehatan bisnis. orang yang tidak pernah berbisnis atau mental wirausaha, tidak pernah tahu rasanya.

sekarang si tetangga sedang berusaha ngumpulin duit di kampung. dia ingin menumbuhkan lagi usahanya. bangkrut juga mengajarkan kita untuk tidak menyerah dan positif thinking. jadi yang mau terapi positif thinking, coba buka usaha, walau kecil, asal untung besar dan berkah. pasti lama2 pikiran akan berubah lebih terang dan positif.

jadi kalau lain kali ketemu bangkrut, selamat! Anda berada di gerbang kesuksesan!

Rabu, 29 Agustus 2012

lagi kaya nih!

hore lebaran!

hore makan ketupat!

hore banyak kue!

hore banyak dapat angpao!!!

hore bisa beli baju baruuuuuu!

dan hore hore yang lainnya.
untunglah lebaran cuma sekali dalam setahun. kalau lebaran terjadi tiap bulan, bisa bokek kantong.

(tiba-tiba) BANYAK UANG

"Itung cepetan dapetnye berape!"

"Kan tadi udah diitung semuaaaa... Yang mana lagi?"

"Yang tadi dikasih! Tuh ada di kantong sebelah kiri."

"Oh iyaaa! Nih, buka dulu... Lima ribu.. dua puluh... tiga puluh ribu! Punya kamu berapa?"

"Dapet lima puluh dong! Nih lembaran, bukan dari gocengan.."

itu lah percakapan tetangga saya di kampung. Suara anak-anak dan ibu-ibu berbaur. Semuanya ngomongin uang yang mereka dapat dari saudara. Saya tadinya mau kasih ke anak tetangga, jadi ciut sendiri karena besaran angkanya kecil..

Dalam dua hari setelah lebaran, uang angpao (uang yang dikasih untuk lebaran, biasanya anak-anak atau orang yang belum bekerja) bisa membengkak di kantong. Uang recehan 2000-an, 5000-an dan 10.000-an cepat habisnya di Bank2, karena banyaknya orang yang yang ingin menukar ke recehan. Budaya angpao ini sudah turun temurun, dan biasanya untuk anak-anak adalah 'kewajiban' buat minta angpao.

Anak saya sendiri, banyak mendapat angpao. Dia saya kasih dompet, supaya uangnya ditaruh disitu. Kemana-mana dia membawa dompet itu. Setelah uangnya banyak dia memaksa saya untuk makan bakso bersama, pakai uang dia. Ada-ada saja.

Ketika anak kecil mendapat uang angpao, pikirannya adalah langsung menghabiskannya. Wajar, pikiran orang dewasa juga seperti itu.

Padahal seperti yang pernah saya katakan sebelumnya, uang yang datang begitu cepat, akan berlalu dengan lebih cepat dari kantong kita. Karena memang begitulah hukum uang. Uang sangat rapuh karena hanya berupa lembaran kertas. Lebih tidak ada gunanya lagi, kalau kita mendapatnya secara cuma-cuma dengan tidak bekerja keras.

KEMANA LARINYA?

Angpao tetangga saya yang banyak itu, habis dalam sekejap. Saya tahu karena ketika seminggu kemudian, ketika ibu saya memberi snack kepada tetangga saya, salah satu anaknya berteriak kencang,"Horeeee.... akhirnya ada makanaaaaaaaaannnn!!!"

Kalau angpaonya tidak lari dalam sekejap, kan masih bisa dibelikan snack. Ternyata memang ludes sekejap.

Berbeda sekali dengan angpao anak saya. Angpaonya utuh. Anak saya pun sudah lupa dengan angpaonya. Dompet angpaonya tersimpan rapi di lemari, tidak tersentuh. Saya juga tidak ingin memakainya, itu uang anak.

Sekarang hitung deh, angpao kita lari kemana uangnya. Beli ini itu? Habisin di pasar atau mall? Investasi? Diputar ulang untuk dikasih lagi ke saudara yang lebih memerlukan? Atau dengan niat mulia, menyedekahkannya?

Rugi kalau habis sia-sia. Rugi juga kalau tidak dicatat pengeluarannya. Jarang-jarang dapat duit gratis toh hilang juga tidak berbekas.

Sebenarnya, mental manusia ya begitu.. dapat banyak uang langsung lupa diri.. manusiawi.. tapi jangan terlalu mengikuti nafsu. Sayang! Mending investasikan. Entah itu dalam bentuk reksadana, emas batangan, perhiasan atau investasi akhirat, misalnya sedekah atau zakat.

Tapi kalau sudah habis gimana? yaa... bengong deh... hehehe



Kamis, 16 Agustus 2012

udah gede kok diatur-atur

judul diatas adalah kalimat yang dilontarkan adik saya ketika saya dan ibu saya tidak setuju atas hal yang dia perbuat.

kalimat seperti di atas juga sering diucapkan oleh beberapa anak remaja yang galau.
saya juga dulu sering mengucapkan kalimat tersebut, apalagi kalau ortu atau ada orang yang menasihati tentang sesuatu.

namanya remaja, ya kadang galau. kadang gak mau diatur. wajarlah, saya juga ngalamin begitu.

masalahnya, kalimat tersebut justru tidak akan terlihat bagus dan benar, kalau kita pakai ketika kita sudah bekerja, tepatnya ketika baru ngerasain 1 tahun bekerja (fresh graduate, istilahnya).

pada saat-saat begini, rasanya megang uang gajian tu serasa ada di langit ketujuh. rasanya ingin langsung dihabiskan, beli ini, belanja anu, beli ini itu, blablabla.. lupa deh sama ongkos. tau-tau minta lagi ke ortu. yah, gak bisa doooong..

usia lulus sekolah SMK itu sekitar 17 sampai 20 tahun. Jadi wajar kalau masih galau soal keuangan, tapi sebaiknya kita mencontoh kepada yang sudah bekerja di atas 5 tahunan. lihat uang mereka 'lari'nya kemana saja dan untuk apa. buat perincian yang tetap. kalau mau kasih ke ortu, bilang di muka mau kasih berapa. untuk ongkos dan makan, hitung, di tambah dengan spare atau lebihan agar tidak tekor, kalau ada hutang dengan teman atau warteg, segera lunasi, dll. jangan keburu nafsu mau beli tas baru, sepatu baru, baju baru, dll.. lupa deh sama ongkos dan kewajiban.

menurut saya, makin kita dewasa (alias tua) kita harus makin mau diatur. di kantor kita mematuhi sistemnya kantor. dirumah kita harus mematuhi sistem rumah. di jalan, kita harus patuhi aturan lalu lintas. dalam hidup kita harus tunduk pada aturan agama. dsb... segala sesuatu harus berjalan dengan aturan. nantinya kita akan terbiasa. dan jangan lupa juga harus disiplin. awalnya memang agak susah, tapi kalau sudah jadi kebiasaan, akan jadi mudah.

jangan lupa buat perhitungan sistematis tiap bulan biar tidak kebablasan.

Jumat, 10 Agustus 2012

nasib manula

study case 1:

Seorang kakek sekitar umur 70-an, memandang sendu ke arah jalanan yang macet di depannya. Badannya kurus kering, tinggal tulang. Kulitnya hitam keling. Tak jauh dari tempatnya duduk, ada sebuah gerobak besar berisi kardus-kardus. Gerobaknya lumayan berat kalau didorong oleh orang setua dan sekurus itu. Dengan hanya menggunakan kaos oblong dan sarung, sendal jepit yang sudah usang, dan peci bututnya, dia memandang (atau menerawang?) ke arah jalanan.


study case 2:

Seorang nenek, sekitar 60-an, mengorek-orek tong sampah di sebuah stasiun. Tangannya yang satu memegang karung beras, penuh dengan botol air mineral kemasan kosong. Raut wajahnya serius, mencari botol, dalam tumpukan sampah. Pakaiannya hanyalah daster kumal. Rambutnya (yang kebanyakan adalah uban) diikat sembarang di kepalanya. Ada sekitar belasan tong sampah di stasiun itu, jadi mungkin ada banyak botol bekas yang terbuang, sebagai tambahan yang ada di karung, pikirnya. Si nenek melakukan hal ini setiap hari, berharap beberapa lembar uang dari sampah di stasiun.


study case 3:

Seorang satpam tua berusaha mengatur parkir mobil-mobil mewah di sebuah gereja. Suaranya sudah hampir serak. Begitu banyak mobil yang diparkir, begitu sedikitnya tenaga. Umurnya sekitar 70 tahunan. "Seragam' satpamnya hanya kaos 'polo' dan celana panjang butut. Dia adalah pensiunan TNI, uang pensiun yang tidak mencukupi biaya sehari2, membuatnya terpaksa bekerja kembali. "Daripada bengong di rumah" jawabnya kalau ditanya kenapa dia masih saja bekerja.

--

Ketiga study case di atas adalah contoh real dari nasib manula di Indonesia. Sering sekali saya melihat para manula ini masih saja 'sibuk' bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup atau justru karena sekedar untuk benar-benar 'hidup'. Saya sering melihat juga para manula ini seolah tidak mendapatkan pekerjaan yang layak. Pekerjaan mereka disamping gajinya kecil, juga benar-benar harus 'membanting tulang'. Padahal seperti kita ketahui, tulang mereka sudah tidak kuat menopang beban. Organ-organ tubuh mereka sudah tidak sanggup lagi bekerja.

Saya bertanya lagi pada diri sendiri. Seperti mereka kah saya ketika umur saya sudah tua? Harus terus bekerja? Dengan gaji yang tidak seberapa? Harus masih menanggung beban hidup besar di usia tua?

Lalu saya memandang anak saya yang masih 4 tahunan. Apakah yang akan dia lakukan ketika umur ibunya sudah renta? Menyuruh ibunya  terus bekerja? Atau menghiburnya dengan memberi saya cucu yang banyak? Apa yang akan terjadi ketika anak saya tua? Apakah dia harus berada pada kondisi study case di atas?

Para manula itu sudah tidak sanggup kerja, mikir, jalan-jalan, begadang, kadang emosi mereka naik turun, seharusnya tidak usah bekerja lagi. Seharusnya hanya menikmati hasil saja. Keuangan cukup, hati senang, hidupnya sehat wal afiat, sampai tutup usia. Saya harap juga pemerintah memelihara kaum manula. Atau beberapa yayasan kemanusiaan juga turut peduli nasib manula ini. Mereka adalah cerminan masa depan kita semua. Orang Indonesia makin lama akan makin terlalu banyak, saya khawatir nasib manula tidak akan pernah tersentuh oleh kepedulian kita, kalau kita tidak mulai dari sekarang.

Cobalah untuk membantu para manula ini. Mereka pasti senang. Rasa penuh senang dan bahagia dari wajah mereka akan menjadi wajah senang kita juga.


Rabu, 13 Juni 2012

masa depan yang kelihatan

Judul diatas seperti kesannya saya ingin mengajarkan kepada Anda semua tentang ilmu ramal yah?

bukan kok bukan!

Sebenarnya, masa depan kita itu tidak jauh2 kok. Hanya terletak dari kepekaan kita saja terhadap sekitar. Dan enggak usah pakai ilmu yang ribet2 untuk tahu masa depan kita. Enggak perlu terlalu stres untuk memperhitungkan segala kemungkinan untuk tahu masa depan. Enggak perlu nanya orang pinter, dukun apalagi tukang ramal, atau astrolog untuk tahu masa depan apalagi pakai ketik Reg spasi RAMAL kirim ke 9999.


CARA GAMPANG

Mau tahu masa depan mah gampang.

Caranya?

Lihat saja orang tua kita.
Kira2 seperti itulah masa depan kita. Seperti itulah kondisi kesehatan, finansial, gaya hidup, keriput, gaya berpakaian, tutur kata, dsb2 yang akan terjadi pada kita.

Hehe. Gak percaya? Masak?


Kalau kita mau dan bertekad ingin sukses di masa depan, tolak ukur kita yang paling dekat adalah harus lebih maju beberapa langkah dari orang tua kita. Misal: kalau orang tua penjahit, kita designer. kalau orang tua guru, kita dosen. Kalau orang tua kita karyawan, kita bos. kalau orang tua kita bos, kita investor. kalau orang tua pedagang, kita supplier. Semacam itu lah. Naik peringkat di atas orang tua kita.

Masalah kesehatan juga kudu diperhatikan. Misal: ortu mengudap kanker, kita harus jaga pola hidup. Ortu punya maag akut, makan kita dijaga. Ortu punya diabetes, pola makan kita jangan terlalu banyak gula. Ortu terkena radang paru, kita jangan merokok. Semua itu harus diperhatikan karena kemungkinan besar kita akan menghadapi masalah penyakit yang sama.

Gaya hidup juga harus dilihat. Kalau ortu merasa kesusahan membiayai sekolah kita, alias ngutang sana sini, kita harus punya plan untuk dana pendidikan anak. Kalau ortu suka bingung dengan uang jajan kuliah kita, kita harus sudah siap memperhitungkan uang jajan anak. Kalau ortu bilang tidak bisa menyekolahkan kita, kita harus bisa menyekolahkan semua anak2 kita.

Kalau ortu hobi belanjanya menggila, kita harus bisa belanja dengan 'waras'. Kalau ortu suka ngutang ke saudara, kita harus malah membantu saudara. Kalau ortu kreatif punya usaha, kita harus punya lebih banyak ide dan usaha.

Tak salah memang pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Ini juga masuk ke arah masa depan, bukan hanya karakter dan sifat saja yang mirip.

PRAKTEKKAN

Sekarang lihat baik2 orang tua kita. Dari segala aspek, dalam usia mereka, kita akan mengalami hal serupa walau jaman berganti dan teknologi berkembang lebih maju dari sekarang. Tiap roda kehidupan itu berputar kembali ke titik permulaan, jadi mungkin nantinya kita akan mengalami masalah di masa depan yang sama dihadapi orang tua kita.

Bagi yang masih sekolah, sebelum bilang ke diri sendiri kalimat: "ah enggak mungkin" "ah belum tentu dong!" "gue enggak percaya!" "bullshit!" coba paksakan seluruh panca indera kita memperhatikan orang tua. Dulu mereka (mungkin) seperti kita, besok kita yang (mungkin) seperti mereka.

Lakukan gerakan preventif untuk mencegah hal buruk dan negatif. Ini menyangkut segala hal termasuk gaya hidup, pekerjaan, karier, kehidupan rumah tangga, sikap dan sifat, dsb2. Coba camkan dalam hati masa depan kita harus lah 2000 kali lebih baik dari apa yang orang tua kita rasakan sekarang.

MAKE IT WORK!

Jumat, 08 Juni 2012

Ongkos overload?

Teman saya punya cara sendiri2 buat sampai ke kantor, beberapa caranya adalah sbb:
1. minta anterin suami atau pacar (buat jadi ojek pribadi-kasarnya)
2. naik kereta
3. naik bus atau angkot
4. bawa kendaraan sendiri

Saya tidak mempermasalahkan bagaimana dan dengan cara apa mereka pergi ke kantor PP, semuanya kembali kepada kebutuhan dan 'kepercayaan' masing2 orang. Yang ingin saya angkat disini adalah tentang biaya yang kita pakai sebagai ongkos tiap bulan, berapa rupiah yang kita harus keluarkan tiap hari. Bisakah dikecilkan? Atau malah membengkak dari bulan ke bulan?

PERHITUNGAN (yang kadang bikin malas)

Rata2 orang yang sudah bekerja sudah tahu persis berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan ongkos PP. Lain hal kalau PP kita itu diantar oleh 'ojek pribadi' tadi. Mungkin ongkos bisa di 'singset' kan sedemikian rupa jadi bisa dipakai untuk hal lain, mungkin ditabung atau buat nambahin beli Samsung Galaxy terbaru. Hehe..

Ada juga anak sekolahan yang sudah pusing soal ongkos. Jadi bukan orang tuanya saja yang pusing soal ongkos, mereka juga ikutan pusing. Mungkin karena lembaran rupiah yang dikasih orang tuanya terlalu mepet untuk ongkos hingga tak bersisa, atau mungkin karena justru sisa dari yang dikasih orang tua itu terlalu sedikit buat ditabung (misalnya buat nge-mall, atau sekedar nongkrong dengan kawan).

Resep saya, kalau sudah terlalu tidak mau diambil pusing, ambil prinsip form dibawah ini saja:
  1. Bagi yang bekerja naik angkot/bus: misalnya: sekali jalan=naik angkot 2rb+naik kereta 7rb+naik kopaja 2rb=11rb, karena PP jadinya ya dikali 2=>11rbx2=22rb. Untuk ongkos sebulan, dengan kerja selama 22 hari, total ongkos PP adalah=>22rbx22=484rb.
  2. Bagi yang bekerja dengan kendaraan sendiri, misalnya motor. Bensin butuh 2 liter PP. 2 liter=4500x2=9rb sehari x 22 hari kerja=198rb. Jangan lupa siapkan juga uang dadakan kalau2 terjadi bencana 'alien' misalnya ban bocor atau ditilang. (4500 rupiah harga bensin saat ini, sebelum naik lagi)
  3. Bagi yang sekolah, mungkin ongkosnya bisa separuh dari ongkos no. 1 diatas karena kalau ongkos naik angkot dan bus biasanya setengah dari orang dewasa dan kalau naik kereta ada fasilitas kartu commet buat anak sekolah yang harganya kira2 setengah dari harga kartu commet umum. Kalau diantar oleh orang tua tidak usah memikirkan ongkos.
Nah hitung2an diatas itu bisa fix sekali tapi kebanyakan malah melar dan expand plus overload (lebay) dengan tidak terduga. Misalnya saja, buat kongkow bareng teman pas pulang kantor, ban bocor melulu, tiba2 ditilang habis2an sama bapak berseragam, yang sekolah pengen nge-mall buat cuci mata atau pengen naik gunung buat refreshing.

kalau sudah overload, jantung langsung deg2an biasanya. harus siap2 jurus nganjuk alias ngutang.

Ah, gak usah ngutang deh, nanti kebiasaan. Ongkos itu kan basic finansial sendiri. Yang paling dasar malah. Kalau yang paling dasar aja udah ngutang bisa kebaca kalau untuk nutupin biaya hidup harus kayak gimana: morat-marit.

Bagi yang sekolah, jangan suka minjem sana sini juga. Lebih baik berterus terang ke orang tua kalau ongkos terlalu mepet atau kurang. Karena bagaimanapun masa sekolah kan masa penuh kompromi dengan orang tua, karena orang tua tidak merasakan lagi sekolah, jadi tidak tahu kebutuhan real dari anaknya sehari-hari. Berikan saja resep gampang saya di atas, dibubuhi catatan dengan uang jajan, uang kongkow, uang refreshing dsb. Dialog tentang uang ke orang tua bukanlah tabu menurut saya, hanya perlu keterbukaan anak dan orang tua, jadi tidak ada yang menderita di salah satu pihak.

WAAA!! BARU TENGAH BULAN UDAH ABIS NIH BUAT ONGKOS!!


Tenang. Saya juga sering kok menghadapi situasi macam ini. Cara mengatasinya? Terpaksa gali2 recehan dari celengan atau pinjem ke ortu. Tapi eits! Seperti saya bilang tadi, jangan ngutang ya. Kalau udah hal ini terjadi, dan tidak ada celengan yang bisa dikorek2, ya sudah mau tidak mau ngutang ke orang. Tapi hal ini jangan jadi kebiasaan.

Nah untuk kasus ini, saya punya resep khusus yang gampang lagi:
  1. Bagi yang bekerja, kita mengenal ada beberapa kantor yang membuka fasilitas 'tabungan' buat para karyawannya. Dalam arti kata, ada beberapa karyawan yang bisa menyimpan uang mereka di finance. Pilih orang finance yang biasa memegang hal seperti ini, dan pastinya, pilih juga yang terpercaya. Sisakan 500rb sebulan (tergantung kemampuan), untuk ditaruh di orang finance tadi. Uang tersebut adalah untuk uang 'jaga2' kalau ongkos kurang dan tiba2 tengah bulan tidak ada uang lagi di dompet.
  2. Atau, bisa juga seperti ini. Bagi yang bekerja, bisa membuka tabungan di rekening tertentu, ATMnya, serahkan ke bagian finance kantor agar tidak dipakai. Hanya dipakai pada waktu yang sangat genting, karena tidak ada ongkos di tengah bulan. Atau bisa juga titip ke orang rumah, yang bisa dipercaya untuk menyimpan kartu ATMnya (tanpa menggunakannya, tentunya).
  3. Untuk yang sekolah, biarpun hanya tersisa 500 perak tiap hari, coba masukkan ke celengan bergembok. Cari celengan yang gemboknya bisa dibuka, dan kuncinya sembunyikan atau minta tolong ortu untuk menyimpannya. Gunakan celengan itu hanya untuk menambal ketiadaaan ongkos yang tiba2 terjadi. Labeli celengannya dengan nama dan keperluannya, misalnya Celengan ini milik Icad, Untuk Keperluan Mendadak.
Dengan menggunakan kebiasaan ini, diharapkan kalau habis ongkos di tengah bulan atau ada keperluan mendadak yang menggunakan ongkos sebulan, kita masih punya back up plan. Tidak perlu ngutang toh?

NGUTANG KE ORANG TUA

Saya dulu juga sering minjem ke mama kalau ongkos saya habis. Terus enggak saya ganti. Makin manyun lah mama saya itu. 
 
Sekarang, walaupun hanya seribu dua ribu, setiap minjem ke orang tua, saya harus disiplin mengembalikannya, kalau bisa dengan jumlah yang lebih besar. Karena hutang walaupun dengan orang tua tetaplah hutang. Jangan sampai mentang2 dengan orang tua, jadi hutangnya dillupakan saja. Mereka kan juga butuh uang, begitupun kita, jadi sama2 harus saling menghargai.

Bagi yang bekerja dan masih ngutang ke orang tua, segera lunaskan. Jangan didiamkan saja. Kalau ingin dibayar dalam bentuk lain, misalnya sembako untuk keperluan orang tua, jelaskan dengan detil dari awal, supaya tidak ada salah paham. Seperti saya bilang, dialog uang dengan orang tua bukanlah hal tabu, justru pikiran masing2 harus saling terbuka dalam berbicara tentang hal ini.

Ada teman saya yang membayar hutang ke orang tuanya dengan cara memberi beras 5kg tiap bulan ke orang tuanya. Sebelum orang tuanya salah paham, awalnya dia sudah bilang kalau hutangnya dia bayar dengan beras setiap bulan, jadi orang tuanya tidak perlu lagi membeli beras.

Ada juga yang membayar hutangnya dengan cara membayar biaya berobat rutin ke dokter untuk orang tuanya. Ada seorang anak sekolahan yang membayar utangnya dengan ikut berjualan (menjadi sales dadakan) dengan orang tuanya di pasar kaget setiap minggu. Itu semua mereka lakukan dengan pernyataan dan dialog dari awal, untuk membayar hutang.

Semoga ongkos overload tidak menjadi masalah buat kita lagi. Coba gunakan resep2 saya di atas. Atau ada resep yang lain? Silahkan loh :)

Jumat, 25 Mei 2012

suami tukang pijat dan rokok

kemarin saya dipijet dan dikerok sama tukang pijet yang kebetulan tetangga sebelah rumah. saya dipijet karena badan saya rasanya berat banget dan rasanya kok masuk angin (lagi). awalnya gelajanya maag trus larinya malah jadi masuk angin. jadi sekarang dobel, masuk angin dan maag.

tukang pijet saya itu ibu2 yang sudah tua, punya kurang lebih 10 orang cucu. umurnya mungkin sekitar 55 tahun. tapi dia masih bisa beraktifitas dengan baik. dan punya anak yang masih SMP (wow)
 

kemarin dulu, saya sempat dengar kabar kalau suaminya susah napas dan dibawa ke RSUD. suaminya dideteksi terkena pra stroke. karena jantungnya sulit memompa oksigen. suaminya dikenal suka membawa barang berat dan merokok 4 bungkus sehari. untunglah setelah diberi suntikan, suaminya kembali bisa sehat dan beraktifitas lagi.

ROKOK dan USIA

dilabel peringatan rokok, kita diperingatkan akan bahaya orang yang merokok. 
peringatan terhadap perokok di bungkus rokok
peringatan tersebut dianggap tidak terlalu mempengaruhi aktifitas para perokok. seperti kita lihat distributor rokok di Indonesia makin kaya tiap tahunnya karena kenaikan orang yang merokok setiap harinya di Indonesia. saham2 perusahaan rokok melonjak naik tiap tahun dan laba mereka triliunan.

kalau saya pikir sirkulasi uang di perusahaan rokok, tidak akan pernah habis deh untuk tujuh turunan. saking kayanya.

sekarang mau ada peringatan seperti di atas atau tidak, merokok atau tidak adalah pilihan. setiap pilihan harus terima konsekuensinya.

seperti suami tukang pijet saya itu, dia sudah terkena pra stroke. kalau dilihat dari peringatan di bungkus rokok, "serangan jantung" tertera jelas. jadi ketika dia terus2an merokok di usianya yang 60 tahun, serangan pra stroke nya sudah jelas diakibatkan oleh rokok yang dia hirup terus menerus selama hidupnya.

si ibu tukang pijet bilang, kalau suaminya sempat berkata,"Kalau Allah mau ambil saya, ambillah." ini sih bukan karena Allah, tapi karena suaminya tidak mau berhenti merokok.

adakah diantara Anda yang orang tuanya masih merokok? atau di atas 50 tahun masih giat merokok lebih dari 2 bungkus sehari?

saya sarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok mereka. kecuali kalau mereka mau menghadapi resikonya ketika tubuh mereka tidak lagi kuat untuk melawan racun rokoknya.

semua manusia pasti mati, tapi proses menuju matinya yang justru diingat oleh banyak orang.

image from http://www.farhan-bjm.web.id/2011/10/fakta-rokok-yang-disembunyikan-para.html
saya muslim, Rasulullah saja yang sehat dan kesehatannya dijaga sama Allah, meninggal di usia yang terbilang muda waktu itu, 63 tahun. zaman sekarang angka itu sudah termasuk istimewa karena pengaruh sosial budaya kita, termasuk pengaruh rokok tadi. kakek saya mencapai usia 70 tahun, dan tetap merokok. suatu saat dia terkena hernia dan mengalami stroke lalu meninggal karena shock.

rokok juga bisa menyebabkan kanker. ibu teman saya terkena kanker payudara, padahal tidak ada keturunan yang terkena kanker. saya pernah melihat bapaknya yang terus menerus merokok dirumahnya. ibunya yang malang itu telah terbiasa menghirup asap rokok yang mengandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia, 43 diantaranya diketahui sebagai bahan kimia penyebab kanker.

makanya tidak heran sekarang penyakit kanker banyak sekali dijumpai. disamping karena gaya hidup, juga karena aktifitas merokok.

saya juga pernah melihat anak SD yang merokok. mungkin untuk gaya atau biar kelihatan gaul dan jagoan, atau hanya sekadar meniru figur bapak dalam keluarganya. dia belum sempat berpikir mahalnya biaya rumah sakit dan klinik karena rokok yang sudah terus2an dia hisap sejak SD.

kalau saja Anda perokok (aktif dan pasif), jangan tersinggung. tapi Anda harus siap dengan resiko kanker dan stroke yang bisa menyerang sewaktu2, dan memakan banyak biaya. Anda haruslah orang kaya dan punya pemasukan pasif yang sangat besar untuk membiayai kerusakan tubuh Anda sendiri. 
image from http://perdana-inspirasi.blogspot.com/2010/12/merokok-dapat-mengganggu-kesehatan.html
 adanya gangguan kehamilan, sulit hamil, keguguran di awal kehamilan, janin yang cacat, rusaknya jaringan otak janin dan bayi, bisa disebabkan karena rokok. makanya banyak ibu hamil dan menyusui yang sebal dengan asap rokok. karena bisa membahayakan ibu dan janinnya atau bayinya. saya selalu menghindari balita saya dari rokok dan asapnya. supaya udara yang dia hirup di usia dini itu bisa lebih bersih masuk ke paru2nya.

sekali lagi saya tekankan, mau merokok atau tidak itu adalah pilihan.

ingat umur manusia yang lewat dari 60 tahun sekarang makin sedikit. jadi hargailah diri Anda sendiri dan usia Anda dulu.

PERSIAPAN

apabila Anda sedang sakit parah atau medium parah atau sedang minum obat tertentu yang ukuran obatnya berat, hindari asap rokok dan jangan merokok. kandungan rokok bisa menghambat penyerapan obat tersebut dalam tubuh Anda. 

jika Anda menyusui, hindari asap rokok dari lingkungan terdekat, misalnya suami atau teman kerja. apa yang dihirup oleh tubuh akan mengalir juga dalam darah dan air susu. pasti enggak mau kan kasih ASI yang tercemar?

bagi yang mempunyai anak lelaki, pastinya mereka nantinya akan tercebur setiap pergaulan yang 'mengharuskan' mereka untuk merokok. walaupun banyak perempuan yang merokok, tapi laki2 paling banyak yang merokok. sebagai ibu, Anda bisa memberitahukan bahaya dan contoh nyata dari rokok, agar mereka lebih berhati2 dan menghargai tubuh mereka sendiri.

ketika Rasulullah meninggal, dia meninggalkan harta yang sangat banyak untuk keturunan dan umatnya. sangat banyak. jadi tidak menyusahkan pihak yang ditinggalkan di dunia, jadi berusahalah seperti beliau. kalau Anda perokok (aktif atau pasif) pastikan ketika Anda dirawat di rumah sakit atau klinik, Anda sudah menyediakan biaya. ketika Anda mati, pihak yang Anda tinggalkan juga mendapat warisan yang cukup.

hidup mempunyai banyak pilihan, pastikan pilihan Anda dalam hidup adalah pilihan yang benar2 Anda sudah pikirkan resiko dan untung ruginya.



Kamis, 19 April 2012

jabatan para joki

kantor saya ada didaerah sudirman-senayan. setiap pulang saya selalu melihat para joki beramai2 bekerja mencari uang dari para pengguna 3 in 1. seperti kita tahu, awalnya 3 in 1 kan diperuntukkan untuk para pengguna jalan di Jakarta agar mengurangi kemacetan, tapi karena emang warga Jakarta konsumerisme nya tinggi, tiap tahun penjualan mobil di Jakarta makin meningkat, 1 mobil hanya terisi 1 orang, jadinya membuat peluang baru bagi rakyat kelas bawah untuk ikut 'berpartisipasi' dalam area 3 in 1 ini, dengan men-joki-kan diri mereka sendiri.

kalau saya perhatikan, mereka tinggal di kawasan karet atau sekitar stasiun sudirman, soalnya kalau saya naik bus, mereka kebanyakan turun di daerah situ. penampilan mereka sangat khas, alias kucel, walau ada yang beberapa rapi dan dandanannya mentereng. ada juga yang membawa anak kecil, entah itu bayi atau balita, digendong, jadi hitungannya 2 orang. pengendara mobil bisa lebih irit dan gak bingung kalau pake joki yang bawa bayi atau balita digendong begini.

Langkah Awal

seribu langkah selalu dimulai dengan langkah kecil. lompatan besar ke depan selalu dimulai dengan lompatan kecil. masih ingat kan peribahasa model bgitu? hal itu juga berlaku bagi para joki.

dulu ada tayangan di tv atau iklan tv, yang mperlihatkan seorang anak SD yang mewawancarai seorang anak yang berprofesi sebagai joki. joki tersebut ditanya kenapa enggak sekolah, kenapa harus cari duit, kemana perginya bapak dan ibunya, dapat uang berapa banyak sehari. si anak SD merasa beruntung karena dia punya sopir yang mengantarnya sekolah setiap hari sedangkan si joki kecil itu tidak bersekolah tapi 'dengan terpaksa' harus men-joki agar bisa makan atau hidup sehari-hari.

well, saya melihatnya bukan seperti itu sekarang.

Nabi Muhammad, tidak pernah sekolah di Royal akademis atau sekolah lain,padahal dia berasal dari keluarga dan kaum terpandang. Beliau sudah bekerja magang ikut paman dan khalifah dagang besar paman dan kakeknya sejak umur 9 tahun. dalam usia muda, dia sudah belajar inti dari nilai posisi mata uang emas saat itu, dan bagaimana cara sales marketing yang baik. beliau belajar kepemimpinan menjadi CEO sejak masih balita, karena beliau suka 'nyelonong' ikutan mendengarkan kakeknya bicara di depan para tetua tentang bisnis atau masalah dalam komunitas mereka.

so, masih harus bersyukurkan si anak SD tadi? masih harus terasa sedihkah, si joki kecil tadi? coba kita susun beberapa hal penting :

Case: anak SD dan joki kecil, usia kira-kira 9 atau 10 tahun.
anak SD
1. pekerjaan: sekolah di SD
2. kekayaan: 0 rupiah, uang jajan dari ortu
3. pelajaran: matematika, agama, sejarah, science, olahraga, dan semua yang termasuk dalam kurikulum sekolah SD, plus les2
4. pengetahuan tambahan: dari les atau kursus
5. waktu belajar: dari jam 7 sampai jam 3 sore alias 8 jam setiap hari
6. resiko: kecil

joki kecil
1. pekerjaan: joki
2. kekayaan: dari arus kas masuk karena upah dari para pengguna mobil
3. pelajaran: sales, marketing, self-confidence, awareness, memprodukkan diri sendiri, menghadapi persaingan/kompetitor, branding diri sendiri, leadership, mencari oportunity baru, konsitensi, integritas, pengaturan arus kas, mempelajari permintaan pasar.
4. pengetahuan tambahan: menjalin komunikasi intens terhadap klien dan sesama kompetitor, memegang hasil kerja sendiri, melatih otak untuk mencari peluang baru dengan cepat, mendapatkan dan mempertahankan pelanggan
5. waktu belajar: 5-8 jam sehari, kalau capek bisa pulang sesuka hati
6. resiko: besar

coba renungkan, pelajaran mana yang lebih berguna untuk masa ke depan? pelajaran si anak SD, atau si joki kecil? Mark Z, CEO facebook tidak pernah menyelesaikan kuliahnya, langsung aja dia kerja jadi CEO. resikonya? sangat besar. dia sukses. kalau si joki kecil tadi benar2 memakai pengetahuannya dari selama dia menjoki, saya yakin dia akan sukses dan tidak akan tenggelam dalam pikiran "harus sekolah biar dapat nilai tinggi, lulus bisa kerja, ga harus jadi joki lagi, capek."

semua CEO pasti capek. mana ada CEO yang gak capek. kita aja karyawan kantoran capek. pandangan seseorang kalau dirubah dan digodok ketika dia masih sangat muda, akan berpengaruh pada saat dia dewasa nanti. kalau si joki kecil ini benar2 bisa meneruskan kerjanya dan berhasil mengembangkan 'usaha' jokinya, dia bisa melebarkan sayapnya untuk berusaha di bidang lain yang resiko lebih besar dan pendapatan makin tinggi.

si anak SD? dia akan mengeruk keuangan dari keluarganya mungkin sampai kuliah. karena pelajaran yang didapat bukanlah yang dibutuhkan untuk bekerja.

kalau dari pandangan saya, yang beruntung adalah si joki kecil, cuman dia didoktrin kalau jadi joki itu rendah dan kerjaan kasar, dan harusnya dia sekolah, ikut program pemerintah wajib sekolah 9 tahun, rendah diri karena gak ngerasain bangku sekolah, merasa bodoh, blablabla...

hati saya tetap sama si joki kecil. kalau dia benar2 melakukan lompatan besar dalam karirnya, dia bisa jadi seseorang yang lebih sukses dari si anak SD.

Pandangan Terbalik

seperti 2 sisi koin, dalam melihat sesuatu atau seseorang kita harus melihat dari 2 sisi, atas dan bawah atau kiri dan kanan.

seperti ketika dulu saya sering tidak diangkut bus karena dikira joki. penampilan saya memang tidak seperti orang bekerja di kantoran, lebih mirip penampilan SPG ITC atau teman joki. kadang saya juga merasa sopir bus2 itu suka ragu2 kalau saya minta berenti dengan tangan terjulur. hehe. saya jadi ingat salah satu sahabat nabi, Abdurrahman bin Auf, yang penampilannya sangat berbeda dari CEO kebanyakan, lebih mirip tukang bersih2. kalau dia berkumpul dengan karyawannya, orang biasa tidak akan tahu kalau dia ada disitu, karena pembaurannya dan kedekatannya dengan karyawannya.

dulu saya mau disamakan dengan joki. kalau sekarang? saya senang. joki itu langkah awal orang kalau mau belajar jadi interpreneur. langkah awal untuk boosting PD alias percaya diri. yang namanya produk jasa, mau yang murah atau yang mahal, adalah semangat dari si penjual, si joki itu sendiri. kadang saya suka dengar adanya pertengkaran dengan sesama joki karena berebut pelanggan, hal ini juga bisa dijadikan pelajaran, yang tidak didapat di sekolah (anger management, partnership, leadership).

kalau jadi joki, kalau tidak putar otak dan tidak luas daerah marketnya, ya dapat duitnya kurang. nah dalam hal ini mereka belajar menentukan arus kas, dan target. ada juga marjin dan benefit. ada juga kontribusi atau masukan dari pelanggan mereka. relasi membesar. kerjasama meningkat. faktor yang tidak didapat di sekolah adalah pelajaran 'jalanan' langsung di spotnya, oleh para joki ini.

saya respek sama mereka. mereka adalah kategori enterpreneur. self business man yang setara dengan dokter praktek atau pengacara praktek. hal yang mereka lakukan sungguh berani dan resiko tinggi, apalagi kalau sudah berurusan dengan satpol PP. koneksi jadi senjata. hore, hal yang gak pernah saya dapat di SMK.

kalau hanya melihat dari kotornya baju atau keringat yang keluar dari para joki ini, masih kurang. hal itu tidak menentukan besarnya kekayaan dan aset yang dimiliki orang tersebut. seperti ketika kita bernasib sial, kita harus liat efeknya dari masa datang dan masa lalu dan untuk orang sekitar. ingat otak adalah aset terbesar kita yang diberikan Tuhan. jadi belajarlah dari otak.

semoga tulisan saya ini bisa membantu^^

Jumat, 30 Maret 2012

bayar dulu, baru dibayar

untuk kelas pekerja kantoran

kemarin dulu saya dengar dari seorang klien jahit ibu saya, sebut saja nyonya A. dia mengatakan (curhat) ke ibu saya kalau dia dalam keadaan 'gimanaaaa gituuu' kalau dia tidak bekerja.

Nyonya A ini sudah berkeluarga sekian tahun, anak dua. suaminya adalah pemusik (dangdut), tidak mau bekerja kantoran, maunya bikin musik saja. aliran arus kas (keuangan) keluarga morat-marit. sedangkan selain butuh makan, anak-anak harus sekolah.

Nyonya A berinisiatif, dia harus ikutan kerja. dalam hal ini kerja kantoran. jadi dia cari lowongan sana sini. akhirnya dia dapat satu. jadi OB di sebuah biro hukum milik pengacara terkenal (yang sering nongol di tipi). dia bilang dia harus menyerahkan uang 3 juta rupiah agar dia bisa bekerja sebagai OB disitu.

saya sedang duduk di ruang keluarga, sambil nonton tipi (yang belum lunas). karena suara nyonya A besar, jadi mau tak mau saya ikutan mendengar curhatannya. saya simpatik pada dia. tapi saya pura-pura tidak mendengar, tapi tetep kedengaran juga suaranya. saya tersentak ketika dia mengucapkan kata2 3 juta sebagai uang pelicin agar dia masuk kerja jadi OB di biro hukum itu.

dia memakai sistem 'bayar dulu, baru dibayar' dengan plek plek-an.



dalam hati saya menjerit. WHY IBU???? WHYYYYYYYYY!!!

nyonya A bercerita lagi, dia sampai pinjam sana sini demi uang 3 juta pelicin itu. asal dia masuk dan bisa bekerja di biro hukum itu.

lalu dia bercerita juga, akhirnya dia diterima dengan gaji 2,6 juta sebulan. dia bilang lumayan. untuk nutupin semua pengeluaran bulanan keluarga. dan dia bilang suaminya adalah tipe yang 'susah' untuk disuruh bekerja kantoran.

saya ikutan bernapas lega ketika si nyonya A cerita, dia akhirnya diterima. dalam bayangan saya, kalau saya jadi HRD korup di biro hukum itu, saya bakal nyari tawaran tertinggi dari yang mau ngelamar jadi OB. mungkin tawaran si nyonya A adalah tawaran tertinggi. makanya dia masuk. wah senang bukan main itu HRD korup.

APA BENAR?

lalu, apa sistem nyonya A ini benar?

kalau kita cari kerja, sebenarnya apa sih tujuan kita?
1. digaji, pengen dapat duit banyak
2. pengalaman dan peningkatan skill
3. pengen merasakan kerja,dll

sesuai ga kalau kita pengen kerja di PT A, terus kita bayar dulu, baru diterima? apa itu termasuk korupsi? apa kita membantu adanya praktek korupsi? atau kita hanya membeli sebuah produk 'jabatan' dalam PT A tersebut?

saya strongly bilang ini SALAH.

se-desperate apapun kita, jangan membayar kepada sebbuah PT atau perusahaan terlebih dahulu hanya untuk bekerja di PT atau perusahaan tersebut. titik.

banyak kasus di Indonesia, orang terbuai dengan jabatan anu yang tinggi, tapi kudu bayar dulu ke perusahaan anu. yang ada, malah ngidupin korupsi. yang rugi biasanya kita sendiri.

untuk kasus khusus seperti nyonya A, saya bisa bilang awalnya gak setuju, karena dia memberi pelicin. tapi saya akhirnya setuju dengan niat tulus dia membantu roda perekonomian keluarga tetap berjalan, tanpa kekurangan. saya masih berpikir, kira2 HRD korup itu makan duit 3 juta pake apa ya? pake mulut? pake hati? atau pake liver?



Hal ini harus dicermati dengan hati2. telitilah sebuah perusahaan sebelum kita memasuki area dan bekerja disitu. sekarang untuk cari tahu gampang kok. tinggal buka google, cari nama PTnya. apa reputasi PT itu. dsb dsb. teliti dulu sebelum memasuki area 'perang'nya.

mudah2an kita semua tidak bernasib sama dengan nyonya A. dansemoga nyonya A mendapat penghasilan yang lebih dari OB. :)

Kamis, 15 Maret 2012

antara manajer dan pembantu

Dulu kalau saya melihat posisi pembantu, saya suka agak miring melihatnya. Tapi setelah saya punya anak, saya sangat menghargai (kasihan) pada para pembantu tadi. gajinya sebulan paling hanya 500rb kurang, tapi harus mengasuh anak,ngantar anak sekolah, beberes rumah tiada henti, masak dll. saya sampai berpikir, tugas istri di rumah tersebut itu apa ya? menghasilkan anak saja?

profesi ibu rumah tangga itu sangat berat untuk dijalani. tapi akan jadi tidak ada artinya kalau ada pembantu. karena semuanya jadi dikerjakan pembantu. itu menurut saya.

btw,

Kemarin dulu saya juga suka iri melihat besarnya gaji para manajer saya. Padahal saya merasa sudah lama bekerja, tapi mereka begitu masuk kerja langsung dapat gaji gede begitu.

Ditambah lagi saya juga kadang merasa heran kenapa selalu saja para manajer itu bertengkar dengan pembantunya, entah karena urus anak engga bener, kasih makan anak telat atau sembarangan, pembantu enggak balik pasca libur lebaran, dll. seolah2 tidak ada puasnya mereka mengeluh pada pembantunya.

WAIT!

Suatu saat ada beberapa manajer yang mengeluhkan minimnya gaji yang mereka dapatkan pada saya. saya melotot.

gaji manajer itu kan sudah diatas 5 juta. 5 juta itu bisa menghidupi saya 3 bulan. tapi mereka bilang kurang?

WHY?

mereka mengeluh karena tugas mereka makin berat. mereka mengeluh karena tidak ada partner. karena kurangnya bawahan. karena sistem kantor yang amburadul. karena tidak dapat bonus. dll.



para manajer ini mengeluh karena semua selalu terasa salah ketika mereka tidak puas. saya berpikir mungkin itu juga yang dirasakan para pembantu mereka. beda cerita saja.

kalau keluhan manajer, tidak ada bawahan; keluhan pembantu, tidak ada partner. keluhan manajer, minta gaji lebih tinggi karena pekerjaan makin banyak yang dihandel; keluhan pembantu, minta gaji lebih tinggi karena pembantu2 yang lain juga naik gaji; keluhan manajer, sistem perusahaan yang pilih kasih; keluhan pembantu, sang nyonya yang selalu melihat kesalahannya saja. keluhan manajer, tidak ada bonus yang sesuai; keluhan pembantu, ga dapet duit jajan.

perbedaan (dibaca:persamaan)

lalu apa bedanya dunk manajer dengan pembantu??

pembantu dan manajer sama2 dapat gaji
pembantu dan manajer sama2 kerja setiap hari
pembantu dan manajer sama2 ingin dapat bonus lebih tinggi
pembantu dan manajer sama2 kerja keras,
pembantu dan manajer sama2 kena omelan kalau salah
pembantu dan manajer sama2 dapat THR
pembantu dan manajer sama2 masih mengharapkan gaji tiap bulan
pembantu dan manajer sama2 makan nasi

sama aja

area kerja? beda tempat aja. tapi sama2 punya orang. pembantu kerja di rumah nyonya. manajer kerja di kantor bos.
waktu kerja? pembantu bisa tidur kalau nyonya sudah tidur. jam kerja manajer 8-5
job desk? pembantu: all in one. manajer: one for all
SOP? pembantu: ga ada/gak jelas. manajer: jelas, tergantung pak bos
gaji? pembantu: 500rb. manajer: 5 juta
gaya hidup? pembantu: 800 rb. manajer: 10 juta

manajer dan pembantu sama2 bekerja untuk orang lain. sama2 menguras tenaga dan pikirannya untuk orang lain. sama2 masih mengharap2 cemas gaji bulanan dan bonus. sama2 suka diomelin. sama2 mempunyai gaya hidup di atas standar gaji.

terkadang rasanya kalau jadi pembantu itu pekerjaan kasar dan hina. tapi kalau saya lihat sekarang,

manajer=pembantu=karyawan

Senin, 05 Maret 2012

Tanggal Gajian

kalo pak bos seluruh dunia baca judul diatas, mereka akan deg2an.
kalo seluruh karyawan di seluruh dunia lihat judul diatas, pasti deg2an juga.

tapi deg2an nya beda

untuk para pak bos, tanggal gajian di benaknya akan seperti ini:


untuk para karyawan, tanggal gajian akan terlihat seperti ini:


well...


sekarang kita akan membicarakan tanggal gajian. tanggal gajian di beberapa perusahaan mempunyai tanggal yang berbeda2.

ada yang tanggal gajiannya 25 akhir bulan, atau ada yang tanggal gajiannya tanggal 5 dibulan berikutnya.

pertanyaan

misalnya, kita gajian di tanggal 25 setiap akhir bulan. setelah tanggal 25 adalah tanggal...

jawabannya adalah tanggal 1.

*lihat kalender
setelah tanggal 25 adalah tanggal 26. apa lantas jawabannya tanggal 26? bukan. yang kita lihat adalah tanggal gajian. bukan tanggal masehinya.

setiap selesai gajian ada ditangan, berarti saat itu lah 'tanggal 30' di akhir bulan. entah kita dapat gajian tanggal 26 pun, tetap saja menjadi 'tanggal 30'. esoknya? jadi 'tanggal 1'.

'tanggal 1' adalah waktunya kita bayar2 semua pengeluaran. jadi, kalau gajiannya adalah selalu di tanggal 25, berarti, tanggal masehinya harus ditambah 5.

misalnya, sekarang tanggal 5. jadi tanggal gajian kita adalah 5+5=10. tanggal gajian kita adalah tanggal 10. sudah masuk tengah bulan.

bagaimana kalau bukan bulanan?

tetangga saya di kampung, ada yang suaminya bekerja sebagai tukang ojek. dia selalu membawa uang hasil ojeknya setiap hari. lalu tanggal gajian bagaimana?

misalnya sehari dia mendapat uang ojek 30 ribu. lalu tanggal gajiannya dihitung setiap esoknya, jadi, esok selalu tanggal 1 buat dia. ingat, bagi yang mendapat gaji harian, pendapatannya bukan dihitung dari 30 ribu x 30 hari.

ada juga salah satu tetangga saya yang jadi OB. tiap akhir minggu dia mendapat upah. 'tanggal 1'nya adalah setiap hari minggu, karena tiap hari sabtu dia mendapat bayaran.

prinsip gaji

gaji, adalah bruto. sedangkan kita kan pengennya netto. pengennya sih utuh, gaji=netto. walaupun itu gak mungkin. mungkin kalau kita adalah investor atau owner.

dengan mengetahui tanggal gajian, kita jadi akan lebih membuat otak menghitung lebih banyak dan lebih baik untuk spent uang gaji bruto kita. jadi kita akan benar2 mengetahui berapa netto yang kita pegang setiap bulan.

netto ini, akan sangat berpengaruh, apa kita mau habiskan, atau alihkan ke bisnis sendiri atau alihkan ke investasi?

pak bos seluruh dunia tidak bisa membuat kita kaya. mereka hanya bisa memberikan gaji besar. yang membuat kita kaya adalah bisnis kita sendiri dan investasi yang kita simpan.

bagaimana dengan anak sekolah?

anak sekolah kadang ada yang dapat uang jajan tiap hari, ada yang mingguan, ada yang canggih juga kayak karyawan, yaitu bulanan.

sama saja sistemnya.

tanggal gajiannya, 'tanggal 1' dihitung setelah mereka dapat uang jajannya. setelah itu, hitung spent yang keluar, berapa netto yang bisa dipegang di dompet, tanpa harus dikeluarkan lagi.

cermati dan olah netto yang kita dapat ini, sebaik mungkin.

Selasa, 28 Februari 2012

gaji SMK

Kalau kita lulus SMK atau SMA lalu langsung kerja, paling-paling gaji yang kita dapat adalah UMR. apa it UMR? bisa diliat langsung disini.

ato copas aja
"Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum.

Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. KOmponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah).

Saat ini UMR juga dienal dengan istilah Upah Minimum Propinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu propinsi. Selain itu setelah otonomi daerah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)."

oke

lalu apa?

standar UMR ini sangat lah harus dimengerti baik-baik oleh lulusan baru. yang namanya fresh graduate haruslah orang yang lebih kritis daripada pekerja lama, apalagi soal gaji. untuk memasukkan angka gaji ke orang yang menginterview, sebelumnya, kita harus tahu dulu standar UMR untuk daerah tempat kita kerja.

misalnya, untuk UMR tahun 2012 adalah Rp 1.529.150,- per 1 januari 2012.

jadi usahakan minta gaji diatas itu sedikit.

jangan mau ditawar, karena UMR itu sudah paling rendah untuk skala perusahaan.

tapi untuk beberapa perusahaan, apalagi yang kecil dan asal, bisa saja memberi dibawah UMR. saya sering mendengar banyak lulusan SMA atau SMK hanya digaji 800 ribu sebulan. biasanya karena perbedaan tingkat pendidikan saat lulus itulah yang menjadi standar perusahaan untuk memberi gaji. padahal kan harusnya standar UMR, bukan standar pendidikan.

Mengolahnya

lalu bagaimana mengolahnya?
saya pernah dalam posisi:
1. ingin pindah kerja karena gaji terlalu sedikit.
2. ingin pindah kerja karena ingin mencoba sesuatu yang baru.
3. ingin pindah kerja karena ingin mendapat suasana baru.
4. ingin pindah kerja mencari perusahaan yang mau membayar dengan gaji tinggi, dua kali lipat.

hal diatas wajar.

tapi kebanyakan orang ingin agar mendapat gaji lebih besar dan tanggung jawab lebih sedikit. hal ini kadang membuat kita lupa. nantinya, kalau bekerja, ketika digaji, pengeluaran kita harus jauh dibawah gaji yang diterima.

kenapa?

karena makin besar gaji, makin banyak kemauan, makin banyak pula utang, makin besar life style, makin ingin mengikuti kehendak hati. hal ini sangat dilarang, untuk masalah gaji.

Lingkaran Setan

walau gaji SMK kecil, bagaimana caranya agar membuat itu besar? saya tidak menyuruh untuk cari tempat kerja baru. tapi saya hanya menyarankan agar merubah mindset.

umpamanya, gaji 1 juta, usahakan agar kita bisa me-mindset pikiran kita agar cukup dengan pengeluaran dibawah 1 juta. semua itu termasuk ongkos dan untuk hura-hura. lalu sisakan untuk investasi. jaman sekarang, banyak cara untuk mulai bisnis dengan cara yang murah dengan media online. atau bisa juga investasi dengan reksadana atau tabung emas.

realitynya, biasanya, gaji 1 juta, pengeluaran bisa 1,5 kali lipat atau bahkan 2 kali lipat dari gaji. hal ini sangat tidak dianjurkan. yang ada nanti malah terjerumus ke dalam lingkaran setan. gaji habis untuk bayar hutang, atau hanya numpang lewat tanpa ada yang sisa untuk investasi atau hura-hura.

mindset yang lain adalah, jangan memuja uang. uang hanya selembar kertas. tanamkan itu di kepala. uang hanya selembar kertas yang ditentukan kursnya terhadap dolar. yang bergambar khas indonesia dengans nilai nominal yang tercantum diatasnya. uang bukan apa-apa. dengan mindset seperti ini diharapkan nantinya tidak ada main kutu loncat, resign dari perusahaan A dan masuk ke perusahaan B, lalu resign lagi, masuk ke perusahaan C dst dst

kalau sudah belajar ilmu investasi dan bisnis owner, uang tidak akan berguna lagi. sebenarnya, ada aset penting yang menempel di diri kita yaitu otak. alat untuk berpikir yang multi canggih yang diciptakan Tuhan yang seharusnya menjadi aset kita seumur hidup.

coba kita lihat kurs BI dibawah ini:



angka ini akan selalu berubah tapi posisi rupiah selalu kalah oleh dolar US. artinya?
artinya pengeluaran uang oleh pemerintah itu hanya digunakan untuk alat tukar, bukan untuk dipuja atau dijadikan standar pemikiran. apakah lantas punya dolar bisa lebih baik? sama saja. tidak ada yang lebih baik untuk mata uang seluruh negara, karena dipatok kurs tadi. akan ada naik dan akan ada penurunan.

jadi Bagaimana?

jadi, bila gaji ketika lulus nanti hanya sebesar UMR, mindset lah yang harus dirubah, bukan nilai gaji yang dicari tapi mindset kita. hiduplah dibawah gaji, tapi tingkatkan kemampuan. dengan peningkatan kemampuan, pasti nanti akan bertemu dengan jalan yang lebih baik.