Senin, 30 Januari 2012

itung-itungan uang spp

jaman saya dulu uang bayaran sekolah disebut uang spp. klo jaman saya STM taun 1998-2001, itu uang sppnya 85rb. itu udah termasuk besar banget. kemaren adek saya yang baru lulus, uang spp SMA nya 350rb. saya juga sempat dengar berita kalau uang spp untuk STM ada yang 500rb sebulan.

fantastis!!

bayangkan uang spp nanti untuk anak2 kita SMA. bisa 1jt lebih.

ah sekarang kan masih sekolah, jangan pikirin itu dulu.

pikirin aja gini dulu: kalau saya tidak masuk sekolah 1 hari saja, berapa rupiah kerugian saya?

hehe

Kalau dengan selentingan sebulan itu 500rb, 1 bulan kan ada 30 hari, dikurangi hari minggu jadi cuman ada 26 hari.
500rb:26 hari=19.230,76 dibulatkan ke atas jadi 19.300 rupiah

kalau tidak masuk sehari, karena bolos atau sakit atau cabut, rugi 19.300 rupiah. karena kebanyakan kalau pelajaran itu kebanyakan begitu2 saja, bikin bosen, bikin ngantuk, atau karena hari itu pelajarannya gak ada yang bisa masuk ke otak, biasanya solusinya adalah bolos atau cabut. saya juga dulu pernah kok cabut hehehe. tapi dulu saya gak mikir itung2an uang spp diatas, cuek aja, toh yang bayar orang tua.

yang sebenarnya rugi adalah kita, 'konsumen' sekolah. karena sudah bayar, tapi tidak dapat 'barang'nya. karena kita kabur dengan sebab sakit,bolos,cabut tadi. rugi bandar dunk? ah tapi sedikit ruginya. eits, tunggu dulu! dibeberapa sekolah, untuk praktek saja bisa bayar sendiri, terpisah dari uang spp. kalau setelah pelajaran selesai ada praktek, kita gak ikutan praktek, padahal sudah bayar uang praktek bulanan dan spp bulanan.. rugiiii..

saya tidak menyuruh untuk menghitung semua yang kita keluarkan untuk sekolah, bisa pusing ngitungnya! dengan uang spp itu, pihak sekolah bisa membayar semua tagihan, bayar gaji guru, bayar karyawan, bayar uang gedung, bayar ini itu.. makanya kita hanya dapat totalnya saja. dan itu sudah termasuk 'keuntungan' yang diambil dari tiap murid loh. kalau sekolahnya bagus, bayarannya juga 'bagos'.

tapi ada baiknya juga kita tahu perinciannya. walau prakteknya sekolah bisa dijadikan ajang korupsi besar2an di awal semesteran. hehehe.. tapi bagaimanapun, kita harus sekolah dan butuh sekolah. sebagai perbandingan saja, kalau tidak masuk sehari, bisa rugi berapa rupiah.

segalanya memang tidak diukur dengan uang. pasti. tapi angka spp itu valid. per tahun naik. dan angka anak2 yang cabut dan bolos per bulan pun bisa naik. yang rugi kan si murid juga, ya cuman kan kadang kita gak pikir kesitu. hal ini akan sangat berbeda kalau kita sekolah dengan bayaran spp sebulan 500rb, tapi kita bisa menghasilkan uang 1jt perbulan misalnya. paling tidak, tidak akan rugi2 amat hilang duit 500rb. paling2 mewek.

mulai sekarang coba cek, biaya2 untuk sekolah berapa per bulannya, bagi dengan 26 hari waktu sekolah. kita sudah tidak masuk berapa hari, rugi berapa rupiah.

bayangkan kalau 1 hari saja ada sekitar 20 murid dalam 1 sekolah tidak masuk, dan kalikan dengan 19.300 rupiah tadi, kalikan dengan 26 hari. wow!

Selasa, 17 Januari 2012

maju ke depan kelas

Sering kan guru melontarkan pertanyaan setiap selesai menjelaskan sesuatu?

"Yang enggak ngerti tunjuk tangan!"
"Ada pertanyaan?"

Biasanya suasana jadi sunyi kalau sudah begini. alias tidak ada pertanyaan. kadang memang sudah terlalu jelas atau terlalu tidak mengerti subjek yang dibicarakan guru.

Biasanya satu dua guru, ada yang menulis beberapa pertanyaan di papan tulis atau white board. Dan akan dilanjutkan dengan kata2 pancingan sbb: "Yang tahu jawabannya, maju ke depan!"

Untuk siswa yang sangat kompetitif di kelas, hal ini bisa membuatnya termotivasi untuk maju dan menjawab. Kalau bisa bahkan sampai si guru menyebut namanya untuk maju dan menulis jawabannya. Bagaimana untuk siswa yang pemalu atau siswa yang bermasalah? Boro2 mau maju jawab pertanyaan ke depan, mereka akan lebih tenang kalau nama mereka tidak disebut si guru tadi.

Kalau saran saya, sering2lah bertanya dan maju kedepan.

Hal ini penting karena ketika kita di dunia kerja nantinya, kita akan lebih percaya diri bicara di depan banyak orang, baik untuk presentasi ke klien atau sekedar menjelaskan ide2 brilian dalam otak kita untuk sebuah project.

Bagaimana kalau kita termasuk orang yang malu2 dan sulit bergaul? Justru saat itulah kita harus 'meruntuhkan tembok' malu2 kita. Bukan berarti cari perhatian guru atau yang lain, tapi lebih kepada apa yang kita dapat dari diri kita sendiri yaitu percaya diri.

Begitu juga untuk siswa bermasalah. Pada masa pra menuju usia 20 tahn, biasanya saya menyebutnya, usia2 galau. Karena saat itulah otak dan kepribadian kita berpindah lagi dari remaja ke dewasa, akan menuju ke dunia kerja atau masuk kuliah. Otomatis semua berubah. Dan biasanya perubahan itu agak dipaksakan menjadi berantakan dan akhirnya jadilah siswa itu tadi bermasalah. Untuk itu, lebih baik juga untuk berpartisipasi saat guru menanyakan sesuatu atau ketika harus maju ke depan. biasanya ketika di depan kelas, kita akan langsung mengalami yang namanya demam panggung, kalau kita bermasalah, rasanya tidak akan terlalu peduli dengan demam panggung tadi. Dan pandangan guru kepada kita akan berubah. Di dunia kerja nanti, kita bahkan bisa dalam kondisi bad mood atau penuh tekanan ketika harus presentasi di depan klien tentang sebuah proyek, tapi kita harus melupakan masalah pribadi kita agar presentasi itu berhasil.

Percaya diri yang besar sangat penting, kapan lagi kalau tidak dimulai dari bangku sekolah? Guru yang tidak bisa menyulut rasa percaya diri setiap siswa, adalah guru yang kurang kompeten. Kenapa? Karena ketika dia mengajar dan bertanya, seolah dia mengoper bola ke rekan satu timnya saat sebuah pertandingan sepak bola berlangsung. Kalau tidak ada yang 'menangkap' operannya, atau tendangannya salah/meleset, maka hasilnya akan buruk. Tapi kalau hasilnya itu karena kebanyakan siswa yang malu2 dan bermasalah, cara penanganannya berbeda. Dia harus 'memancing' siswa yang malu2 dan bermasalah tadi, ketimbang yang kompetitif, agar situasinya merata dalam kelas.

Saya dulu suka ditanya atau maju ke depan kelas, entah itu menulis jawaban atau sekedar mengerjakan yang guru suruh. well, saya juga sering gugup karena demam panggung, karena saya anak yang kurang pede. Tapi saat di depan kelas, saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak bersikap grogi. Hal ini membuat saya suka mengutarakan pendapat saya kepada atasan/bos di kantor sekarang.

Menurut saya, demam panggung ini bukanlah sesuatu yang salah, tapi lebih kepada efeknya ke kita. Grogi dan takut salah adalah akibatnya. Tarik napas dalam2 dan hembuskan perlahan, sehingga tubuh tidak tegang, pasti siap maju ke depan kelas.

Kamis, 12 Januari 2012

mendengarkan aja lah!

Bosan dengar guru berceloteh di depan kelas? Apalagi pas ditengah2 celotehannya, tahu2 langsung ujian atau ulangan harian. wah bisa kalang kabut. untuk urusan berkicau, pelajaran bahasa lah yang paling harus didengarkan, misalnya pelajaran Bahasa Inggris. Harus betul2 menangkap yang diomongkan guru, kalau mau menangkap maksudnya. Waktu saya stm dulu, pelajaran yang paling bikin saya ngantuk adalah pelajaran fisika kimia. ngantuk karena saya gak ngerti dan bosan mendengar omongan gurunya. Seangkan pelajaran yang benar2 saya dengarkan adalah pelajaran kalkulasi, karena otak saya entah kenapa tidak mau bekerja sama dengan semua rumus kalkulasi.

Kemarin dulu saya membeli sebuah buku yang judulnya Terampil Mendengarkan.



Disitu dibeberkan bagaimana menjadi pendengar yang benar-benar mendengarkan. Disitu juga diberitahukan kenapa kita diberi 2 telinga dan hanya 1 mulut. daun telinga itu sepenuhnya terbuka, sedangkan mulut memiliki bibir untuk menutupi gigi dan lidah. sejak di dalam perut ibu di masa pertengahan kehamilan, janin sudah dapat mendengar jelas. jadi sejak awal memang kita diciptakan untuk benar-benar mendengarkan tentang banyak hal, bukan hanya mendengar sekilas saja, atau pura2 mendengarkan.

kalau sedang mendengarkan guru di depan kelas, kok rasanya bosan ya? bahkan bisa sampai ngantuk. sebenarnya, kalau menurut buku tadi, bukan si guru yang ngomongnya ngebosenin tapi justru pendengarnya a.k.a muridnya yang tidak bisa mengajukan pertanyaan pada pokok masalah. seharusnya sebagai pengajar yang baik, sang guru akan senang mendapat respon, baik itu yang berhubungan atau bahkan yang melenceng sekalipun agar benar2 komunikatif dalam mengajar. jadi ada interaksi aktif antara guru dan murid.

well, tapi yang namanya abg, susah ya denger yang panjang2 cas ces cos dari guru yang bahkan kita enggak ngerti apa yang dia omongkan, atau karena sebal dengan guru dan mata pelajarannya.

ada kok triknya. menurut buku tadi, tipsnya sbb:
1. jangan cepat memvonis apa yang akan guru sampaikan. biarkan saja dia cas cis cus dulu.
2. omongan guru jangan buru2 disanggah atau disela. catat saja dulu yang mau ditanya, tanyakan setelah guru betul2 selesai bicara.
3. jangan perhatikan yang lain, apalagi tahu2 tidur, fokus pada apa yang guru sampaikan.

susah triknya? gampang kok. kalo berasa sulit dimulai dengan mendengarkan guru, mungkin bisa dimulai dengan mendengarkan ayah atau ibu atau sahabat atau bahkan pacar ketika mereka bicara. dimulai dari situ, diharapkan kita bisa jadi pribadi yang benar2 jago mendengarkan ketika kerja nanti, apalagi kalau kita nantinya bekerja di sebuah perusahaan yang menentukan target dan selalu penuh pressure.

sedikit tips yang benar2 berguna nih:
cewek itu selalu mencari orang yang mau mendengarkan mereka. oleh sebab itu mereka nempel bener sama hp, pesbuk, twitter, atau teman2 satu gank mereka. dengan didengarkan perkataan mereka, yang walau kita sendiri kurang suka subjeknya, mereka akan merasa dihargai dan akan lebih memerhatikan orang yang mendengarkan dengan serius.

para direktur atau kepala organisasi, haruslah orang yang bisa mendengarkan dengan serius bukan orang yang selalu menyela atau membantah, karena dengan mendengarkan, wibawanya akan membuat bawahannya respect. kita semua kan pasti mau jadi bos yang punya imperium sendiri kan? mulailah dari mendengarkan.

"Termasuk keberanian adalah ketika Anda berdiri dan berbicara, atau duduk dan serius mendengarkan." - Sir Winston Churchill, mantan PM Inggris

Rabu, 11 Januari 2012

boroskah saya?

Sebelumnya, saya mau kasih contoh beberapa teman saya:

1. ada yang untuk makan siang di luar saja, si A selalu minta ditraktir atau mengharap ditraktir.
2. ada yang selalu belanja, tapi selalu didatangi tukang tagih kartu kredit ke kantor.
3. ada yang kehidupannya kelihatan wah, tapi beli teh botol sosro aja mesti bayar akhir bulan.
4. ada yang punya kartu kredit gold, tapi gajinya hanya 4jt sebulan.

wew

pertanda apa ini?

siapa yang salah? boroskah mereka??

menurut KBBI dsini, boros adalah berlebih-lebihan dlm pemakaian uang, barang, dsb; lepas, terurai (tt tali yg dikaitkan); banyak dlm pemakaian tenaga, bensin, dsb (tt mesin dsb):

kita pakai yang pertama aja deh yaitu berlebih-lebihan dlm pemakaian uang, barang, dsb;

untuk kata ini, sangat riskan memang, kalau kita tidak mengaca pada diri sendiri.

a. misalnya, nih, kita dijatah uang jajan dari orang tua, sehari 10rb. ongkos 4rb pulang-pergi, sisanya 6rb. bisa beli makanan buat jajan siang dan sore. ada uang lebihnya 2rb. kalau dalam kondisi begini, kita tidak boros.

b. misalnya, jatah sehari uang jajan 10rb, ongkos 4rb, sisa 6rb, jajan sana sini, habisnya 8rb. berarti uangnya kurang 2rb. yang 2rb sisanya, minta jajanin temen ato ngutang di warung dulu. kondisi begini, termasuk boros.

c. misalnya, jatah sehari uang jajan 10rb, ongkos 4rb, sisa 6rb. yang sisa 6rb ga dijajanin, tapi buat jajan makan siang minta dibeliin temen 1 gank, biar gratis, dan uang sisa 6rb ga diutak atik. kondisi ini saya juga, dengan sangat menyesal, dikatakan boros.

menurut saya, boros adalah kondisi dimana uang yang kita keluarkan melebihi dari kemampuan kita. misal mau jajan yang 8rb, jelas2 dikantong cuman 6rb, tapi maksa mau jajan yang 8rb. atau punya uang 6rb, tapi bilangnya ga punya uang, maunya gratisan aja, tempel sana sini biar dapet gratis, ini juga boros.

kenapa?

kita harus tahu hukum uang.

hukum uang adalah memberi, memberi, baru menerima.
misalnya, kita pengen nih dapet duit banyak. tapi kita gak mau nih bantuin teman atau kerabat yang sedang membutuhkan uang. kalo mau ngebantu duitnya kasih dikit2 aja, gak mau banyak2. takut rugi, atau takut duitnya habis. wajar. tapi kalau kita lihat hukum uang di atas, kita harus memberi lebih banyak 2 kali lipat untuk mendapatkan benefit dari uang yang kita beri.

kenapa?

karena uang yang kita gunakan saat ini, dalam hal ini adalah rupiah, nilainya sebenarnya tidak ada, alias 0, kalau tidak kita beri ke orang. orang yang kaya bukan orang yang nyimpan duit banyak, tapi orang kaya adalah orang yang punya aset cukup untuk seumur hidupnya. jadi kalau mau boros, boros lah dalam memberi, bukan dalam hal yang bersifat konsumtif seperti jajan tadi.

dalam 3 contoh uang jatah jajan 10rb diatas, yang harus dijalankan adalah yang sisa 2 rb (a). kenapa? karena hal ini akan menekan keinginan dan gaya hidup kita ketika kerja nanti dalam soal uang. nah, harus tahu rumus yang kedua,



Pendapatan selalu lebih kecil atau sama dengan Pengeluaran. kalau bisa sampai sisa 2rb sehari, nanti ketika masuk ke lapangan kerja, yang 2rb itu bisa sangat bernilai untuk dibelikan aset.

disiplinkan diri dalam hal kecil seperti uang jajan ini agar tidak menjadi seperti 4 teman2 saya di atas. untuk yang selalu minta gratisan, hal ini akan menjadi semacam bom waktu, karena uang yang disimpan kuat2 karena melulu minta traktir atau gratisan, bisa bocor seketika tanpa tedeng aling2, bablas habis begitu saja, karena anggapannya yang disimpan itu bernilai. padahal uang hanya akan bernilai kalau sudah menjadi aset.

rugi kalau tidak bisa mendisiplinkan uang jajan sendiri. kalau didiamkan hal ini akan terus saja berlanjut sampai kerja dan punya gaji. gaji terbang kemana.. gak tau rimbanya, hanya karena tidak disiplin dalam soal duit.