Selasa, 09 Oktober 2012

ngutang GPP yang penting gaya

harriii geeennneee gak gaya? gak gaul laaaa!!

kalimat diatas jadi patokan kita untuk mengesahkan yang namanya ngutang, entah itu dengan menggunakan kartu kredit, atau sekedar minjem sama mami dan papi.

"Pa, pinjem duit nya dulu ya.."
"Ma, pinjem seratus dulu dong.."
"Enggak apa-apa deh gesek lagi, kan yang kemarin baru dibayar.."
"Wah, ada promo pake kartu kredit! Lumayan, diskon 20%.."

kalau pake bahasa saya, ini mah namanya cembelewek..
ga mutu.

Kita kan tahu, ngutang itu kalau sudah kepepet, mbok ya, kalo beli rokok ke warung jangan ngutang, kan rokok bukan kebutuhan. mbok ya, gak usah beli iphone, toh henpon lama masih baru dibeli 3 bulan yang lalu. mbok ya, ga usah maksa nonton konser, kalau dompet udah tanggal tua.

jangan maksain, kalau memang tidak perlu.
jangan maksain, kalau tidak menyangkut hidup mati kita.
jangan maksain, kalau cuman gara2 enggak punya seperti yang orang lain punya.
jangan maksain, kalau cuma laper mata.
jangan maksain, hanya karena dibilang enggak gaul.

kita ya kita. mereka ya mereka. biarin aja. kecuali kalau memang sudah ada uangnya, nah baru boleh deh.

saya tidak menyarankan banget untuk ngutang hal2 yang enggak perlu. buat apa? gadget akan terus ada yang baru setiap tahunnya. kendaraan juga begitu, selalu ada saja yang model baru setiap tahunnya. promo kartu kredit juga ada saja yang menggiurkan lewat diskon tambahan (padahal tetep judulnya ngredit, ngutang). kalau enggak menghisap rokok sehari dua hari kan enggak mati toh? kalau terlihat sederhana, bukan berarti terhina toh? kalau enggak nenteng barang mahal, kan tidak menurunkan derajat toh?

kalau kita hanya melihat keadaan diri kita dari apa yang terlihat saja, baik itu untuk menunjukkan status, uang, kekayaan, jabatan, dll, sama saja kita ini tidak menghargai diri sendiri. yang dinilai dari dalam diri kita itu bukan yang menempel pada diri dan badan kita, tapi dari tingkah laku kita.

kalau orangnya biasa aja, tapi suka tersenyum, orang pun akan senang.
kalau orangnya sederhana, tapi bisa memecahkan masalah, karena dia pintar, akan jadi tempat orang bertanya.
kalau orangnya sedang2 aja, jelek engga, cakep juga enggak, tapi suka bersedekah, orang pun akan senang berteman dengan dia.
dll

kalau gaya hanya diukur dari yang terlihat, wah rugi lah kita! boros jadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar