Jumat, 30 Desember 2011

uang jajan pelajar. kemana perginya?

uang jajan adalah uang yang digunakan untuk jajan. haha. too simple?emang itu lah artinya. tapi kalo menurut saya, uang jajan itu bisa berbeda artinya untuk hitungan pelajar dan pekerja. kalau bagi pelajar, uang jajan didapat dari orang tua,nenek,kakek,om,tante,tetangga.. kalau bagi pekerja, uang jajan itu didapat dari gaji pokok atau side job.

cara pengaturan uang jajan buat pekerja, bisa dengan berbagai cara, yang pasti caranya, sebagian besar, ditentukan oleh gaya hidup dan keinginan. jadi aturlah uang jajan yang didapat ketika menjadi pelajar, sehingga kebiasaan ini diharapkan akan terus berlanjut sampai menjadi pekerja.

kenapa begitu?

pelajar yang mendapat uang jajan pas-pasan, biasanya akan berusaha menabung sedikit2 uang jajannya agar bisa membeli barang yang dia inginkan (bagusnya), atau dia bisa ngutang sana sini untuk mencukupi keinginannya (jeleknya), atau juga bisa dengan cara minta traktir atau malak sana sini (jeleknya). pelajar yang punya uang jajan berlebih, dia bisa menghambur2kan uang itu sedemikian mudahnya, sehingga tidak tahu arti uang sebenarnya, tidak menghargai besar nilai uang yang sebenarnya (jeleknya), atau gaya hidupnya menjadi sebegitu besar padahal dia masih pelajar (jeleknya), atau dia bisa menabung sisa dari uang jajannya untuk keperluan yang ingin dia beli misalnya gadget atau jalan2 (bagusnya).

pelajaran tentang uang jajan haruslah ditanam ketika masih muda, alias masih pelajar. jadi bukan hanya melulu belajar di sekolah, tapi juga belajar mengontrol uang jajan. uang jajan bagi pelajar itu seperti 'gaji' yang diberi tiap hari atau tiap minggu untuk diolah sedemikian rupa sehingga tidak defisit. kalau defisit malah sibuk dong, sibuk utang sana sini, malak sana sini, minta traktir sana sini.. menghalalkan segala cara biar dapet uang dengan mudah

bad idea!!

kecuali

defisit tadi bisa diolah menjadi hal positif, misalnya, cari penghasilan tambahan. pelajar yang jago gambar, bisa jadi ilustrator; pelajar yang jago coding, bisa jadi programmer; pelajar yang jago bikin kue, bisa jualan kuenya di kantin sekolah; pelajar yang jago desain baju, bisa jualan baju di sekolahnya, atau hal yang lainnya. banyak sekali kesempatan untuk berusaha menghasilkan uang dan membuat uang yang bekerja buat kita, kalau kita tahu pasar dan kemampuan kita.

ha! semua bisa terjadi kalau sedikit saja dari otak kita ini bekerja. tidak ada yang tidak bisa.

seringnya pikiran kreatif justru timbul ketika uang jajan ini pas2an. pelajar jadi seolah terlihat menderita karena uang jajan habis di ongkos atau hanya mampu beli gorengan 1? eits, cobalah berpikir dengan otak sedikit,mungkin ada kemampuan yang bisa digali, sehingga menghasilkan uang?

seharusnya pelajar itu jangan menyerah begitu saja kalau kondisi uang jajannya pas2an. harusnya kreatifitasnya lebih besar daripada yang punya uang jajan berlebihan. ketika dia jadi pelajar aja bisa kreatif, nanti ketika jadi pekerja, dia bisa membangun imperium bisnisnya sendiri.

eksistensi kan bukan karena diterima di gank anu karena sering nongkrong di cafe mahal atau bisa beli barang2 paling happening, tapi eksistensi ada karena dari hal kecil saja, uang jajan sehari2, bisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak defisit, tapi malah menghasilkan lebih banyak uang.

jadi sekarang hitung sehari2nya, kemana perginya uang jajan kita?

Selasa, 27 Desember 2011

rangking berapa?

kemarin dulu, waktu saya antar anak saya ke paud2an di kampung, ada segerombolan ibu2 yang sedang membicarakan tentang semesteran ala paud kampung.

mereka juga membicarakan hasil rapot anak2 mereka. ada yang dengan bangga bilang anaknya sudah rangking 4, mengalahkan anak2 tetangganya. salah satu ujung bibirnya naik ke atas tanda penghargaan diri dan contempt, penghinaan terhadap orang lain.

kalau saja, dia baca buku rich dad poor dad, pasti dia menyesal telah mengatakan itu.

hehehe.. bukan, bukan saya tidak menginginkan anak saya punya rangking yang bagus. bukan! sebagai FYI, dulu jaman sekolah, saya didoktrin dan mendoktrin diri dgn kalimat sbb:
Saya Harus Dapat Rangking 1. (atau 5 besar). Kalau Tidak, Berarti Saya Kalah.

Setelah 11 tahun bekerja, saya sadar, doktrin itu tidak berpengaruh banyak buat saya, kecuali sebagian kecil saja. Kecil banget malah.

Kita sebagai orang tua, kadang mem push anak untuk jadi rangking 10 besar di kelas atau di sekolah. dalam pikiran kita hal itu bisa berarti sangat baik, anak kita akan menjadi pintar, jenius, dihagai di kalangan sekolah dan teman2nya. bisa sukses dimasa depan. ahay!!

Tapi hal itu tidak berpeluang banyak di dunia kerja. Rangking di dunia kerja salah satunya dicapai dengan inovasi. yang lainnya, adalah, komunikasi. setelah itu, kecerdasan dan kecepatan membaca peluang. next stepnya adalah, cepat tanggap dalam menghadapi materi tugas kerja dan penyelesaian masalah kerja. dan yang lain2nya, adalah, sedikit obral kata2, menjilat sana sini, membentuk kongsi2 sendiri, mempunyai teman terpercaya, dan tahu sela agar bos memperhatikan hanya hal yang baik tentang kita.

rangking 10 besar itu adalah anugerah. anugerah atas keberhasilan angka2 dari rata2 pelajaran yang kadang menipu. kadang juga angka2 yang tidak pasti karena ada banyak guru yang memberi nilai berdasarkan nilai emosional guru tersebut terhadap beberapa murid misalnya. guru hanya manusia, begitu juga murid. rangking itu menurut saya, angkanya tidak valid walau bisa dibanggakan. jadi kalau kita terus menerus dapat rangking 1-5, haruslah dengan tujuan tertentu,mungkin beasiswa, atau hadiah dari ortu (hp,liburan,ps3,motor).

pastikan kerja keras itu terbayar, karena sulit berkompetisi dengan murid lain dalam kelas atau sekolah yang tidak semuanya menggunakan cara jujur, bisa saja mereka nyontek mati2an, atau gurunya memperbolehkan semua murid mencontek. saya tidak menyuruh agar rangking2 itu terbayar dengan barang yang bernilai uang, tapi mintalah bayaran yang benar2 membuat kita lega dan puas. buatlah otak untuk tetap maju dalam hal berkompetisi, karena ini bibit bagus untuk menuju kerja nantinya. jangan berhenti berkompetisi untuk menemukan inovasi baru.

Lagipula ini bukanlah peperangan. menang kalah itu hanya ada di pertandingan ataupun peperangan, bukan dalam hal memperebutkan rangking. kalau tidak dapat rangking, ya jangan kecewa, toh sudah usaha. usaha itu kan tidak bisa dinilai dengan rangking, tapi kepuasan batin. rangking itu adalah nilai yang tidak valid.

jadi jangan paksakan untuk punya rangking bagus sekarang. paksakan diri untuk terus berinovasi.

Kamis, 22 Desember 2011

gratisan dan diskonan

1. SALE! up to 70%!

2. Disc. up to 90%!

3. buy 1 get 1!

4. free items anu, for buy 250k, any item!

5. gratis untuk 100 pembeli pertama



Sering ga denger, liat dan nonton kalimat iklan diskonan dan gratisan di atas? dari kelimanya, mana yang paling kita pilih?

well, yanga namanya orang jualan, pasti nyari untung ya. walaupun barang itu sudah didiskon. dan walaupun barangnya ud didiskon sampe 90% juga tetep aja penjual itu bisa nyedot keuntungan. klo gak untung, lah ngapain jualan?

yang pasti barang diskonan yang didiskon gede itu sudah nyerep untung dan digunakan untuk tujuan: biar barang cepet abis plus menarik pembeli lebih banyak.

oh untungnya mah dikit, orang biasanya tu barang harganya 500rb, bs dibeli 100rb sekarang!
well, kembali ke hukum diskonan dan gratisan, tu barang berarti sudah menyerap untung. entah itu dari pihak distributor ato agen. plus yang lain2. jadi bisa aja tu barang aslinya cuman 20rb, dijual 100rb, kan mayan untungnya. apalagi kalo tu barang ada banyak stoknya, makin gede dunk untungnya.

klo laba kotor bisa membayar sewa tempat, distributor, pajak dll, berarti nilai asli tu barang sebenernya kecil. jd jangan harap tu barang awet lebih dari 2 taun.

trus apa? masak ga usah beli barang diskonan? atau ga boleh bawa gratisan? ih itu mah kudu. enak dan seru loh buat berburu diskonan. walaupun diskonannya cuman 20%. makanya ada web http://www.adadiskon.com/ yang khusus memberitahukan semua produk yang sedang diskon. atau kasi barang gratis.

untuk barang diskonan, kita harus teliti melihat barangnya. mata kudu dipelototin, jangan asal main embat. tanyain yang jual ada yang masih dibungkusin ga, bukan yang dipajang. klo dijual di emperan, walau didiskon, minta tambahan diskon, alias nawar juga boleh. nawar gapapa kok kejam, soalnya penjual kan pasti udah dapet untung.

sekarang sudah mau tahun baru. gema diskon dan gratisan dimana2. mari berburu dengan cermat.

Rabu, 21 Desember 2011

utang pulsa

salah satu teman kantor saya, untuk menambah uang jajan, membuka usaha jual pulsa elektrik dan voucher. pelanggannya 1 kantor. hebat deh dia. waktu BOD bilang pulsa orang2 kantor dijatah 100rb tiap bulan, langsung dia ambil kesempatan itu buat beli voucher sebanyak2nya, untuk dijual ke orang2 kantor.

kayaknya berhasil tu usaha dia. keren deh.

dan dia bilang, uang pulsa nya bisa dibayar kok akhir bulan, alias klo ngutang pun okeh!! hore! banyak lah yang utang pulsa sama dia. termasuk saya nih..

bulan ini saja saya sudah utang pulsa 2 kali dengan dia, senilai 22rb. kemarin minggu, ketika saya sok lagi kebanyakan uang, belanja di alfa mart, saya sekalian beli pulsa. kebetulan pulsa saya saat itu juga mulai menipis,dipake untuk hal2 yang kurang penting. haha

saya ingin bandingkan perasaan saya kalau beli pulsa tunai dengan beli pulsa ngutang. wah saya amaze sama hasilnya.

perbedaannya terasa sekali, walau saya cuman beli pulsa 10rb:
  1. klo ngutang, gak akan merasa sayang sama pulsa, tinggal abisin trus utang lagi.. tapi bayaran ke akhir bulan jadi banyak. mending buat makan mi bangka stasiun sudirman dunk. tapi klo beli pulsanya tunai, rasanya kok sayang ya pakenya. kudu diirit2. karena bentuknya benar2 pengurangan uang langsung.
  2. temen kantor saya itu bilang, boleh kok utang berkali2 asal bayar di akhir bulan, tapi kan mayan kalo sampe ngutang 5 x, trus bayarnya kudu nanti terus. padahal pulsa kan ga seberapa, kalo dibanding dengan total gaji kotor.
  3. klo ngutang terus kok ya gak enak. apalagi klo belum dibayar. walau cuman beberapa puluh ribu, tapi hitungannya tetap hutang. jadi berasa dikejar2 nih. klo tunai, gak ngutang, perasaan jadi lega, ga ada tagihan, gak merasa dikejar2.
simple ya? simple, tapi pengaruhnya besar. utang yang cuman beberapa puluh ribu itu kalau dibiasakan penggunaannya, bisa seperti nikotin, bikin kecanduan. ngutang lagi dan lagi. inilah membuat hati orang jadi miskin. bukan miskin sebenarnya, tapi miskin hati, karena kebanyakan utang.

utang adalah janji. benar. janji kudu ditepati. utang kudu dilunasi. benar. dan itu gak pake tapi.

Senin, 19 Desember 2011

Presentasi Sekolah

Kemarin saya dateng di acara bertema jepang2an. itu juga karena ga perlu beli tiket, karena kebetulan temen saya, yang salah satu sponsor acara itu, ngajak saya dateng. wah mendengar kata gratis, siapa sih yang gak mau? hahaha

Sampai di acaranya, kita sempet kecewa karena ruangan hotel yang dipakai kecil-kecil, dan ternyata tidak terlalu besar acaranya. tapi mayanlah nambah pengalaman baru, dateng di acara anak muda sekarang. tsah!

Saya dan teman saya memilih nonton acara tarian2 dan aksi bartending. di tengah acara, pihak yang menyelenggarakan acara jepang2an itu, salah satu sekolah pariwisata, maju ke depan panggung untuk presentasi mengenai sekolah tersebut.

Awalnya dia bercerita tentang harga permalam per kamar di beberapa hotel tingkat dunia. saya melotot. angkanya fantastis! dari burj al arab sampai hotel yang ada di las vegas. wew! si orang yang presentasi bilang, klo harga sekamarnya aja segitu, berarti orang yang kerja di hotel2 itu juga tinggi2 gajinya, dengan nilai dolar atau euro.

masuk akal sih. hotelnya bagus2 bgitu. bahkan ada yang bintang 10. buset!

Lalu dia kembali kasih contoh anak-anak dari sekolahnya yang berkesempatan kerja di hotel2 dunia tersebut. weeeww... gajinya ga main2! sampai 40 jutaan cyiiin!! bayangkan kalo dengan gaji segitu, kita bisa beli apa disini!

setelah presentasi berakhir, saya yakin banyak yang mempertimbangkan untuk sekolah disitu. karena nilai uang memang tidak pernah menipu. saya ketawa2 nyengir liat angka2 yang tertera selama presentasi.

"Lo masuk aja sekolah disitu!" saran teman saya. saya pikir iya juga. biar saya punya keahlian lain. tapi eits! tunggu sebentar!

Saya bukan orang yang pesimis atau doyan kritik orang, tapi yang perlu diinngat adalah, orang yang presentasi itu terus membuai dengan gaji yang akan didapat ketika lulus. tapi dia TIDAK memberitahukan biaya hidup eks siswa yang kerja di hotel2 dunia tadi!

Hukum gaji adalah,
gaji-pengeluaran=sisa

kalau sisanya setengah dari gaji, saya bisa acungin jempol. kalo sisanya 0 pun saya bisa acungin jempol. tapi kalo minus... wah saya cubit2 deh pipi eks siswa tadi.

kerja di luar negeri, biaya hidupnya sangat mahal! itulah kenapa gaji mereka bisa sampe 40 juta sebulan, karena segala sesuatu harus mengeluarkan uang. bayangkan kalau gaji kita misalnya 45 juta, tinggal di dubai, negeri kaya minyak yang semua gaya hidup penduduknya adalah selalu mewah, trus pengen ikut2an bergaya hidup seperti itu, yang ada malah jadinya pasti minus.

atau gaji 45 juta, tinggal di las vegas, negeri sin city, wedew... ga tahan dunk kalo ga minum2! dua minggu juga ga ada sisa di kantong.

Di luar negeri juga gampang kok punya kartu kredit. kartu ajaib. tinggal gesek. sampe urusan makanan pun bisa gesek. gesek trussssssss.... tapi ga kebayang deh tagihan bulanan kayak apa. klo gaji besar, 45 juta, tapi kita punya hutang kartu kredit sampe 100 juta kan bikin nyesek juga. bisa bayar minimum, tapi kapan abisnya tu utang??

Kenapa rasanya melihat gaji ber US$ terasa besar sekali? kenapa justru US$ dan euro yang diangkat sama orang yang presentasi tadi?

Karena mata uang US$ itu DIATAS rupiah. berkisar 9rb=1US$! untuk euro, lebih canggih lagi 12rb=1 euro. klo poundsterling? 14rb=1 poundsterling!

rupiah itu nilainya KECIL dan RENDAH! makanya gaji anak2 eks siswa itu terasa begitu besar. sangat besar kalau dia menghabiskan hidupnya di Indonesia, tapi TIDAK kalau di Dubai, atau Las Vegas!

Oh, kan mereka bisa nabung. wah, harus benar2 ngencengin pinggang, paha, betis untuk benar-benar nabung. dengan gaji 45 juta, gaya hidup harusnya, setengahnya saja. setengahnya bisa ditabung di Indonesia, atau dijadikan aset. itu baru namanya bener. kalo setelah ditabung, malah dibeliin mobil porsche, apakah itu aset? investasi? hehe... bensin buat mobil mahal biasanya boros cyiiin!! apalagi soal suku cadangnya yang selangit. plus, kudu ati2 biar gak kesenggol atau kena tilang pak polisi gendut.

yang lebih penting lagi, sayangnya, si orang presentasi tadi tidak mencontohkan eks siswanya yang berwirausaha di luar negeri. kalau hanya lulus lalu bekerja dan dapet gaji tinggi, terus apa? memangnya tak ada itungan yang lain? misalnya untuk menikah? naik haji? beli rumah atau tanah? membuat jaringan bisnis sendiri adalah inovasi seseorang walaupun selalu bangkrut. sayangnya di presentasinya, seolah2 dengan gaji tinggi, selesailah sudah, tidak ada lagi yang harus diraih.

Kalau ada contoh seorang saja wirausaha eks siswanya di luar negeri, pasti ceritanya akan lain ya? hehe.. tidak ada lagi nominal berjuta2 itu tadi. hehe. kita harus belajar nih dari Farah Angsana, bagaimana dia memulai dan meneruskan bisnis yang dia rintis di luar negeri.

^^