Jumat, 30 Maret 2012

bayar dulu, baru dibayar

untuk kelas pekerja kantoran

kemarin dulu saya dengar dari seorang klien jahit ibu saya, sebut saja nyonya A. dia mengatakan (curhat) ke ibu saya kalau dia dalam keadaan 'gimanaaaa gituuu' kalau dia tidak bekerja.

Nyonya A ini sudah berkeluarga sekian tahun, anak dua. suaminya adalah pemusik (dangdut), tidak mau bekerja kantoran, maunya bikin musik saja. aliran arus kas (keuangan) keluarga morat-marit. sedangkan selain butuh makan, anak-anak harus sekolah.

Nyonya A berinisiatif, dia harus ikutan kerja. dalam hal ini kerja kantoran. jadi dia cari lowongan sana sini. akhirnya dia dapat satu. jadi OB di sebuah biro hukum milik pengacara terkenal (yang sering nongol di tipi). dia bilang dia harus menyerahkan uang 3 juta rupiah agar dia bisa bekerja sebagai OB disitu.

saya sedang duduk di ruang keluarga, sambil nonton tipi (yang belum lunas). karena suara nyonya A besar, jadi mau tak mau saya ikutan mendengar curhatannya. saya simpatik pada dia. tapi saya pura-pura tidak mendengar, tapi tetep kedengaran juga suaranya. saya tersentak ketika dia mengucapkan kata2 3 juta sebagai uang pelicin agar dia masuk kerja jadi OB di biro hukum itu.

dia memakai sistem 'bayar dulu, baru dibayar' dengan plek plek-an.



dalam hati saya menjerit. WHY IBU???? WHYYYYYYYYY!!!

nyonya A bercerita lagi, dia sampai pinjam sana sini demi uang 3 juta pelicin itu. asal dia masuk dan bisa bekerja di biro hukum itu.

lalu dia bercerita juga, akhirnya dia diterima dengan gaji 2,6 juta sebulan. dia bilang lumayan. untuk nutupin semua pengeluaran bulanan keluarga. dan dia bilang suaminya adalah tipe yang 'susah' untuk disuruh bekerja kantoran.

saya ikutan bernapas lega ketika si nyonya A cerita, dia akhirnya diterima. dalam bayangan saya, kalau saya jadi HRD korup di biro hukum itu, saya bakal nyari tawaran tertinggi dari yang mau ngelamar jadi OB. mungkin tawaran si nyonya A adalah tawaran tertinggi. makanya dia masuk. wah senang bukan main itu HRD korup.

APA BENAR?

lalu, apa sistem nyonya A ini benar?

kalau kita cari kerja, sebenarnya apa sih tujuan kita?
1. digaji, pengen dapat duit banyak
2. pengalaman dan peningkatan skill
3. pengen merasakan kerja,dll

sesuai ga kalau kita pengen kerja di PT A, terus kita bayar dulu, baru diterima? apa itu termasuk korupsi? apa kita membantu adanya praktek korupsi? atau kita hanya membeli sebuah produk 'jabatan' dalam PT A tersebut?

saya strongly bilang ini SALAH.

se-desperate apapun kita, jangan membayar kepada sebbuah PT atau perusahaan terlebih dahulu hanya untuk bekerja di PT atau perusahaan tersebut. titik.

banyak kasus di Indonesia, orang terbuai dengan jabatan anu yang tinggi, tapi kudu bayar dulu ke perusahaan anu. yang ada, malah ngidupin korupsi. yang rugi biasanya kita sendiri.

untuk kasus khusus seperti nyonya A, saya bisa bilang awalnya gak setuju, karena dia memberi pelicin. tapi saya akhirnya setuju dengan niat tulus dia membantu roda perekonomian keluarga tetap berjalan, tanpa kekurangan. saya masih berpikir, kira2 HRD korup itu makan duit 3 juta pake apa ya? pake mulut? pake hati? atau pake liver?



Hal ini harus dicermati dengan hati2. telitilah sebuah perusahaan sebelum kita memasuki area dan bekerja disitu. sekarang untuk cari tahu gampang kok. tinggal buka google, cari nama PTnya. apa reputasi PT itu. dsb dsb. teliti dulu sebelum memasuki area 'perang'nya.

mudah2an kita semua tidak bernasib sama dengan nyonya A. dansemoga nyonya A mendapat penghasilan yang lebih dari OB. :)

Kamis, 15 Maret 2012

antara manajer dan pembantu

Dulu kalau saya melihat posisi pembantu, saya suka agak miring melihatnya. Tapi setelah saya punya anak, saya sangat menghargai (kasihan) pada para pembantu tadi. gajinya sebulan paling hanya 500rb kurang, tapi harus mengasuh anak,ngantar anak sekolah, beberes rumah tiada henti, masak dll. saya sampai berpikir, tugas istri di rumah tersebut itu apa ya? menghasilkan anak saja?

profesi ibu rumah tangga itu sangat berat untuk dijalani. tapi akan jadi tidak ada artinya kalau ada pembantu. karena semuanya jadi dikerjakan pembantu. itu menurut saya.

btw,

Kemarin dulu saya juga suka iri melihat besarnya gaji para manajer saya. Padahal saya merasa sudah lama bekerja, tapi mereka begitu masuk kerja langsung dapat gaji gede begitu.

Ditambah lagi saya juga kadang merasa heran kenapa selalu saja para manajer itu bertengkar dengan pembantunya, entah karena urus anak engga bener, kasih makan anak telat atau sembarangan, pembantu enggak balik pasca libur lebaran, dll. seolah2 tidak ada puasnya mereka mengeluh pada pembantunya.

WAIT!

Suatu saat ada beberapa manajer yang mengeluhkan minimnya gaji yang mereka dapatkan pada saya. saya melotot.

gaji manajer itu kan sudah diatas 5 juta. 5 juta itu bisa menghidupi saya 3 bulan. tapi mereka bilang kurang?

WHY?

mereka mengeluh karena tugas mereka makin berat. mereka mengeluh karena tidak ada partner. karena kurangnya bawahan. karena sistem kantor yang amburadul. karena tidak dapat bonus. dll.



para manajer ini mengeluh karena semua selalu terasa salah ketika mereka tidak puas. saya berpikir mungkin itu juga yang dirasakan para pembantu mereka. beda cerita saja.

kalau keluhan manajer, tidak ada bawahan; keluhan pembantu, tidak ada partner. keluhan manajer, minta gaji lebih tinggi karena pekerjaan makin banyak yang dihandel; keluhan pembantu, minta gaji lebih tinggi karena pembantu2 yang lain juga naik gaji; keluhan manajer, sistem perusahaan yang pilih kasih; keluhan pembantu, sang nyonya yang selalu melihat kesalahannya saja. keluhan manajer, tidak ada bonus yang sesuai; keluhan pembantu, ga dapet duit jajan.

perbedaan (dibaca:persamaan)

lalu apa bedanya dunk manajer dengan pembantu??

pembantu dan manajer sama2 dapat gaji
pembantu dan manajer sama2 kerja setiap hari
pembantu dan manajer sama2 ingin dapat bonus lebih tinggi
pembantu dan manajer sama2 kerja keras,
pembantu dan manajer sama2 kena omelan kalau salah
pembantu dan manajer sama2 dapat THR
pembantu dan manajer sama2 masih mengharapkan gaji tiap bulan
pembantu dan manajer sama2 makan nasi

sama aja

area kerja? beda tempat aja. tapi sama2 punya orang. pembantu kerja di rumah nyonya. manajer kerja di kantor bos.
waktu kerja? pembantu bisa tidur kalau nyonya sudah tidur. jam kerja manajer 8-5
job desk? pembantu: all in one. manajer: one for all
SOP? pembantu: ga ada/gak jelas. manajer: jelas, tergantung pak bos
gaji? pembantu: 500rb. manajer: 5 juta
gaya hidup? pembantu: 800 rb. manajer: 10 juta

manajer dan pembantu sama2 bekerja untuk orang lain. sama2 menguras tenaga dan pikirannya untuk orang lain. sama2 masih mengharap2 cemas gaji bulanan dan bonus. sama2 suka diomelin. sama2 mempunyai gaya hidup di atas standar gaji.

terkadang rasanya kalau jadi pembantu itu pekerjaan kasar dan hina. tapi kalau saya lihat sekarang,

manajer=pembantu=karyawan

Senin, 05 Maret 2012

Tanggal Gajian

kalo pak bos seluruh dunia baca judul diatas, mereka akan deg2an.
kalo seluruh karyawan di seluruh dunia lihat judul diatas, pasti deg2an juga.

tapi deg2an nya beda

untuk para pak bos, tanggal gajian di benaknya akan seperti ini:


untuk para karyawan, tanggal gajian akan terlihat seperti ini:


well...


sekarang kita akan membicarakan tanggal gajian. tanggal gajian di beberapa perusahaan mempunyai tanggal yang berbeda2.

ada yang tanggal gajiannya 25 akhir bulan, atau ada yang tanggal gajiannya tanggal 5 dibulan berikutnya.

pertanyaan

misalnya, kita gajian di tanggal 25 setiap akhir bulan. setelah tanggal 25 adalah tanggal...

jawabannya adalah tanggal 1.

*lihat kalender
setelah tanggal 25 adalah tanggal 26. apa lantas jawabannya tanggal 26? bukan. yang kita lihat adalah tanggal gajian. bukan tanggal masehinya.

setiap selesai gajian ada ditangan, berarti saat itu lah 'tanggal 30' di akhir bulan. entah kita dapat gajian tanggal 26 pun, tetap saja menjadi 'tanggal 30'. esoknya? jadi 'tanggal 1'.

'tanggal 1' adalah waktunya kita bayar2 semua pengeluaran. jadi, kalau gajiannya adalah selalu di tanggal 25, berarti, tanggal masehinya harus ditambah 5.

misalnya, sekarang tanggal 5. jadi tanggal gajian kita adalah 5+5=10. tanggal gajian kita adalah tanggal 10. sudah masuk tengah bulan.

bagaimana kalau bukan bulanan?

tetangga saya di kampung, ada yang suaminya bekerja sebagai tukang ojek. dia selalu membawa uang hasil ojeknya setiap hari. lalu tanggal gajian bagaimana?

misalnya sehari dia mendapat uang ojek 30 ribu. lalu tanggal gajiannya dihitung setiap esoknya, jadi, esok selalu tanggal 1 buat dia. ingat, bagi yang mendapat gaji harian, pendapatannya bukan dihitung dari 30 ribu x 30 hari.

ada juga salah satu tetangga saya yang jadi OB. tiap akhir minggu dia mendapat upah. 'tanggal 1'nya adalah setiap hari minggu, karena tiap hari sabtu dia mendapat bayaran.

prinsip gaji

gaji, adalah bruto. sedangkan kita kan pengennya netto. pengennya sih utuh, gaji=netto. walaupun itu gak mungkin. mungkin kalau kita adalah investor atau owner.

dengan mengetahui tanggal gajian, kita jadi akan lebih membuat otak menghitung lebih banyak dan lebih baik untuk spent uang gaji bruto kita. jadi kita akan benar2 mengetahui berapa netto yang kita pegang setiap bulan.

netto ini, akan sangat berpengaruh, apa kita mau habiskan, atau alihkan ke bisnis sendiri atau alihkan ke investasi?

pak bos seluruh dunia tidak bisa membuat kita kaya. mereka hanya bisa memberikan gaji besar. yang membuat kita kaya adalah bisnis kita sendiri dan investasi yang kita simpan.

bagaimana dengan anak sekolah?

anak sekolah kadang ada yang dapat uang jajan tiap hari, ada yang mingguan, ada yang canggih juga kayak karyawan, yaitu bulanan.

sama saja sistemnya.

tanggal gajiannya, 'tanggal 1' dihitung setelah mereka dapat uang jajannya. setelah itu, hitung spent yang keluar, berapa netto yang bisa dipegang di dompet, tanpa harus dikeluarkan lagi.

cermati dan olah netto yang kita dapat ini, sebaik mungkin.