Jumat, 19 Oktober 2012

The Power of Words (3)

Pernah dengar tidak kalau orang tua 'ceramah'?
Kalau ada kata atau perbuatan kita yang salah, biasanya mereka mengingatkan, kadang dilabeli sebagai 'ceramah' oleh kita. lalu kita menggerutu, kita bilang mereka cerewetlah, banyak menuntut lah, nyebelin lah, bawel lah, berisik lah, dan yang lainnya.
padahal mereka berbuat begitu karena mereka sayang.
tapi kadang saya juga merasakan, sebagai orang tua, mereka juga butuh semacam penghargaan yang ditunjukkan secara nyata untuk mereka, walau dalam kondisi mereka melakukan perbuatan salah.

saya tidak membicarakan hal itu.
sekarang saya ingin bertanya, waktu diomeli orang tua, siapa yang kadang mendengar cercaan dari orang tua?
misalnya:
"Dasar lo, anak enggak tahu diri!"
"Udah pergi sana, enggak usah pulang sekalian!"
"Kamu tuh susah banget dibilangin sih? Jadi anak tuh harus nurut!"
"Dengerin ya, omongan mama, kalau enggak nanti uang jajan kamu bulan ini mama potong habis!"
"Jangan ikutin si A, dia kan tukang madat!"
"Nakal banget sih kamu!"
dll

kadang apapun yang diucapkan, tidak terasa keluar begitu saja. kadang tidak ada remnya. bener loh, kadang orang tua juga tidak punya rem kalau sedang marah.
apakah ini manusiawi? mungkin. karena harusnya orang tua harus melihat bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dirawat dan dijaga. tapi yah, namanya manusia kan ada lupanya.

tahukah kamu kalau perkataan apapun dari orang tua dalam bentuk apapun, baik yang diucapkan maupun yang tidak, bisa menjadi doa buat kita?
dan seperti kita ketahui, karena jasa mereka lah kita ada di dunia, sekolah, dan mungkin bekerja.
misalnya mereka meneriaki kita dengan sebutan, "Bego banget sih kamu!" mungkin otak kita akan benar2 jadi bodoh, entah itu dalam pelajaran atau dalam bertingkah laku dengan teman.
atau dengan perkataan,"Nakal!" kita akan tumbuh dewasa dengan cap itu dalam diri kita.

perkataan orang tua baik yang diucap maupun yang didalam hati adalah doa. maka berhati2lah berurusan dengannya.

kalau orang tua memarahi kita dengan perkataan yang menyakiti hati kita, atau tidak enak terdengar, usahakan agar mereka segera meralatnya. takutnya hal itu akan menjadi kenyataan. segera saja minta maaf, jangan balik mengatai mereka, hanya akan membuat kita sakit hati. sehingga keburukan dari perkataan mereka tidak terwujud.
misalnya: "Kamu itu anak enggak tahu diuntung!"
"Astaghfirullah! Mama, maafkan saya."

"Dengerin bapak! Kuping kamu dimana sih taruhnya!"
"Iya, pak. Maafkan saya."

Biasanya ketika orang tua mendengar permohonan maaf dari kita, hati mereka akan langsung luluh. walau hati mereka sedang panas, rasa kasih sayang mereka bisa mengalahkan rasa marah mereka. lain hal kalau orang tua kita itu sakit perasaannya, alias depresi, mereka malah makin jadi marahnya, nah kalau sudah begini, ya sudah diamkan saja, jangan dimasuki perasaan, karena sebenarnya mereka sedang memarahi diri mereka sendiri.
perbedaan marah karena sayang, dengan marah karena depresi atau halusinasi atau stres, bisa terlihat jelas dari kata2 yang diucapkan. sebagai anak, kita kan bisa langsung mengenal tanda2nya. kalau kata2nya tidak bisa berhenti, walau kita sudah meminta maaf, ya sudah diamkan saja.

sebagai anak, kadang kita juga dituntut untuk menjaga perasaan mereka, tapi jangan lupa juga, kita pun harus jaga perasaan sendiri. ucapkanlah maaf. dengan mengucapkan maaf, bukan berarti kita kalah argumen, tapi anggaplah itu bentuk terima kasih kita kepada orang tua yang sudah susah payah menyekolahkan kita, menjaga kita dari kecil.

dan sebagai orang tua, haruslah benar2 dipilih kata2 untuk memarahi anak. jangan yang menyakiti hati mereka, atau merendahkan mereka. carilah yang bisa mereka cerna sesuai dengan usia mereka, kalau kelepasan bicara, langsung gantilah.
misal:"Kamu kok enggak dengerin omongan mama sih? dengerin lah Nak.."
dengan nada yang menurun, tidak makin meninggi.
mudah2an hati mereka tersentuh. dan marah orang tua tidak menjadi2.

hati2lah berkata kepada anak atau kepada orang tua ketika kita marah. jangan sampai hal jelek yang terucap itu terwujud. sebaiknya ucapkan dengan nada rendah, jangan dengan nada tinggi. selain tidak baik untuk tekanan darah, bisa jadi tidak enak terdengarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar