Selasa, 17 Januari 2012

maju ke depan kelas

Sering kan guru melontarkan pertanyaan setiap selesai menjelaskan sesuatu?

"Yang enggak ngerti tunjuk tangan!"
"Ada pertanyaan?"

Biasanya suasana jadi sunyi kalau sudah begini. alias tidak ada pertanyaan. kadang memang sudah terlalu jelas atau terlalu tidak mengerti subjek yang dibicarakan guru.

Biasanya satu dua guru, ada yang menulis beberapa pertanyaan di papan tulis atau white board. Dan akan dilanjutkan dengan kata2 pancingan sbb: "Yang tahu jawabannya, maju ke depan!"

Untuk siswa yang sangat kompetitif di kelas, hal ini bisa membuatnya termotivasi untuk maju dan menjawab. Kalau bisa bahkan sampai si guru menyebut namanya untuk maju dan menulis jawabannya. Bagaimana untuk siswa yang pemalu atau siswa yang bermasalah? Boro2 mau maju jawab pertanyaan ke depan, mereka akan lebih tenang kalau nama mereka tidak disebut si guru tadi.

Kalau saran saya, sering2lah bertanya dan maju kedepan.

Hal ini penting karena ketika kita di dunia kerja nantinya, kita akan lebih percaya diri bicara di depan banyak orang, baik untuk presentasi ke klien atau sekedar menjelaskan ide2 brilian dalam otak kita untuk sebuah project.

Bagaimana kalau kita termasuk orang yang malu2 dan sulit bergaul? Justru saat itulah kita harus 'meruntuhkan tembok' malu2 kita. Bukan berarti cari perhatian guru atau yang lain, tapi lebih kepada apa yang kita dapat dari diri kita sendiri yaitu percaya diri.

Begitu juga untuk siswa bermasalah. Pada masa pra menuju usia 20 tahn, biasanya saya menyebutnya, usia2 galau. Karena saat itulah otak dan kepribadian kita berpindah lagi dari remaja ke dewasa, akan menuju ke dunia kerja atau masuk kuliah. Otomatis semua berubah. Dan biasanya perubahan itu agak dipaksakan menjadi berantakan dan akhirnya jadilah siswa itu tadi bermasalah. Untuk itu, lebih baik juga untuk berpartisipasi saat guru menanyakan sesuatu atau ketika harus maju ke depan. biasanya ketika di depan kelas, kita akan langsung mengalami yang namanya demam panggung, kalau kita bermasalah, rasanya tidak akan terlalu peduli dengan demam panggung tadi. Dan pandangan guru kepada kita akan berubah. Di dunia kerja nanti, kita bahkan bisa dalam kondisi bad mood atau penuh tekanan ketika harus presentasi di depan klien tentang sebuah proyek, tapi kita harus melupakan masalah pribadi kita agar presentasi itu berhasil.

Percaya diri yang besar sangat penting, kapan lagi kalau tidak dimulai dari bangku sekolah? Guru yang tidak bisa menyulut rasa percaya diri setiap siswa, adalah guru yang kurang kompeten. Kenapa? Karena ketika dia mengajar dan bertanya, seolah dia mengoper bola ke rekan satu timnya saat sebuah pertandingan sepak bola berlangsung. Kalau tidak ada yang 'menangkap' operannya, atau tendangannya salah/meleset, maka hasilnya akan buruk. Tapi kalau hasilnya itu karena kebanyakan siswa yang malu2 dan bermasalah, cara penanganannya berbeda. Dia harus 'memancing' siswa yang malu2 dan bermasalah tadi, ketimbang yang kompetitif, agar situasinya merata dalam kelas.

Saya dulu suka ditanya atau maju ke depan kelas, entah itu menulis jawaban atau sekedar mengerjakan yang guru suruh. well, saya juga sering gugup karena demam panggung, karena saya anak yang kurang pede. Tapi saat di depan kelas, saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak bersikap grogi. Hal ini membuat saya suka mengutarakan pendapat saya kepada atasan/bos di kantor sekarang.

Menurut saya, demam panggung ini bukanlah sesuatu yang salah, tapi lebih kepada efeknya ke kita. Grogi dan takut salah adalah akibatnya. Tarik napas dalam2 dan hembuskan perlahan, sehingga tubuh tidak tegang, pasti siap maju ke depan kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar