Jumat, 10 Februari 2012

pintar yah!

Jaman saya sekolah dulu, saya sering loh dipuji (kadang dengan pujian berlebihan) seperti:

"Wah... pinter... rangking 10 besar ya"

"Lisda pinter tau, sekarang aja dia rangking di kelas."

"Dia sih dapet rangking terus, pinter bener."

"Anak pinterrrrr....."

baru kemarin saya berpikir kenapa orang sering memuji anak sekolahan dengan titel pintar. oh, karena dapat rangking. oh karena bisa juara umum. oh karena menang kuis cerdas cermat. oh karena jago olahraga. oh karena ngerti semua rumus kimia.

pasti yang masih SMA atau SMK ada beberapa yang sering mendapat pujian seperti itu. agak bisa menaikkan percaya diri dan rasanya berkelas ya. hehe. saya juga pernah dengar dulu di suatu SMA negeri, murid2 yang IQnya superior, ditaruh didalam 1 kelas. dan kelas terebut harus melampaui nilai rata2 di rapotnya, plus, mendapat hak2 yang tidak tertulis dari sekolah.

sekarang bagi yang belum pernah dipuji 'pintar' atau sering dibilang 'bego' 'jelek' 'males' 'bodoh' 'dibawah rata2' atau bukan pujian lain, jangan sakit hati. kenapa?

Sekolah Tidak Membuat Seseorang Sukses di Dunia Kerja


kenapa? jawabannya diatas. kenapa saya bilang sekolah tidak membuat orang sukses di dunia kerja? karena banyak sekali faktor untuk sukses di dunia kerja, dan sebagian keciiiillll saja ditentukan oleh ke'pintar'an ketika di masa sekolah. untuk kadar arti sukses bagi setiap orang yang sudah bekerja pun berbeda. kalau saya, sukses artinya tidak usah pusing mikirin duit, tapi duit yang dateng terus ke saya. hohoho

Salah satu contoh nih. seorang murid pasti akan mati2an (bahkan dengan segala cara) berusaha untuk mendapat nilai tinggi saat ujian. semua jawaban atas semua pertanyaan, diteliti dan benar-benar disimak, sampe stres sendiri

di dunia kerja, kalau hal itu diterapkan, dan dapet 'nilai sempurna' dari atasan atau tim, malah terlihat aneh. intinya tidak ada manusia yang sempurna, jadi hasil kerja kita walau terlihat sangat 'perfect' tapi menurut orang lain malah bisa terlihat 'compang-camping'.

saya tidak mengajak untuk asal2an dalam mengisi ujian. bukan. memang kita harus mengerahkan sekuat tenaga agar bisa dapat nilai tinggi. tapi HEI!, mata pelajaran kan dikasih dari depdiknas, lalu turun ke guru, lalu turun ke murid. kalau dipikir, siapa orang2 dibalik depdiknas yang membuat soal ujian? manusia kan? dan mata pelajaran yang dulu diberikan oleh guru saya bisa jadi berubah sekarang, karena pengetahuan manusia selalu berkembang setiap waktu.

masih ada pertanyaan kenapa?

doktrin dari jaman sekolah saya dulu adalah: masuk sekolah, dapet rangking, lulus, dapet kerja dengan posisi yang bagus.

atau bagi yang masih ingin melanjutkan ke universitas, setelah lulus, menjadi biar bisa lulus umptn universitas negeri atau lulus tes universitas swasta yang bergengsi.

well. doktrin itu masih bisa ditemukan sekarang.

tapi harusnya mindset kita yang menerima doktrin itu harus dirubah. sekolah tidak menjamin kita akan kerja dengan posisi bagus. sering dengar kan kalimat, "sekarang cari kerja susaaaahhh". biasanya kalimat itu disertai dengan mimik muka sedih dan pasrah. tapi sekarang mindset kita harusnya menjadi seperti ini:

masuk sekolah? ok. dapet rangking? diusahakan. lulus? pasti. dapet kerja dengan posisi bagus? belum tentu.

kenapa?

karena sekolah tidak menjamin orang yang lulus langsung berada di posisi puncak sebagai manajer, supervisor, apalagi direktur. KECUALI. kecuali ketika kita lulus drai sekolah atau univ, langsung buka usaha sendiri, jadi seorang business owner. tinggal duduk, duit dateng..

banyak dari teman saya yang briliant saat sekolah tapi begitu2 saja kerjanya. masih kerja untuk orang lain. masih enggak punya investasi. masih berjalan di tempat. masih utang sana sini. masih dalam posisi sama bertahun-tahun dan pasrah. lalu kemana ke'pintar'annya saat sekolah?

kalau kita dapat promosi terus2an oleh atasan, kita bisa dibilang pintar dalam dunia kerja. tapi kepintarannya bisa dalam bentuk positif atau negatif, kalau positif, mungkin karena kita cepat dalam mengerjakan sesuatu dan cepat tanggap, kalau negatifnya, bisa dalam bentuk merayu atau memacari sang atasan agar karier kita naik.


Lalu bagaimana ke'pintar'an yang 'benar' saat disekolah?


ada loh anak yang didoktrin dari rumah kudu dapat rangking. atau karena pressure dari keluarga yang jenius semua lantas kudu dapat rangking. no matter what. kalau saya di posisi itu, itu murid harus masuk ruang terapi. kenapa? karena doktrin sekolah untuk pintar justru kurang tepat. apalagi kalau sudah diembel2in dengan kata2 'biar dapet kerja dengan posisi bagus'. meh!

menurut saya, pintar yang benar saat sekolah adalah murid yang mau belajar.

kenapa?

karena saat kita memotivasi diri kita untuk belajar, kita akan mengembangkan seluruh panca indera kita untuk menerima apapun pelajaran. entah itu dalam bidang sosial atau dalam bidang pelajaran itu sendiri. tidak ada yang bisa menghalangi keterbukaan yang kita buat untuk terus belajar.

saya juga sering dengar dari orang lain, anak saya pintar. tapi lantas, saya tidak bangga. saya lebih 1000 kali lipat bangga, kalau anak saya sedang belajar dan bertanya banyak hal tentang pelajaran atau apapun. kita manusia, diciptakan untuk belajar. jadi jangan stop melakukan itu hanya karena malas. bahkan orang malas sebenarnya pun belajar, cuma, pikirannya tertutup jadi semua yang masuk ke otak itu di reject.

saat dalam dunia kerja, seseorang yang mau belajar, akan keluar dari zona nyamannya untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, baik untuk karier atau spiritualnya atau keluarganya. dia tidak akan berhenti untuk berusaha mencari hal baru, dan bertanya tentang hal baru dari teman kantor atau bahkan atasan. atau bisa juga dengan mencari dari internet karena sekarang internet bisa digunakan untuk apapun. payah deh SOPA dan PIPA.

kemauan untuk belajar terus, itu akan terbiasa menjadi sesuatu yang positif, jadi tidak melulu untuk dapat nilai bagus atau 'nilai sempurna' tapi juga untuk pengembangan diri. dan sikap mau belajar itu harus 'terus dibakar' seumur hidup. karena kita hidup paling2 cuman sampai 70 tahunan untuk ukuran orang jaman sekarang, dengan banyaknya polusi, junk food, fast food, kartu kredit..

motivasi diri untuk terus belajar, dan terus berada di jalur 'pintar' yang benar ini agar bisa sukses. kalau pun sudah sampai tahap direktur justru jangan makin malas2an, harus makin termotivasi untuk terus belajar, kalau bisa sebelum karyawan tahu, direktur harus tahu duluan. dengan begitu, semua jalan yang dirasa tadinya tertutup akan terbuka karena pikiran pun terbuka, untuk terus belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar