Senin, 19 Desember 2011

Presentasi Sekolah

Kemarin saya dateng di acara bertema jepang2an. itu juga karena ga perlu beli tiket, karena kebetulan temen saya, yang salah satu sponsor acara itu, ngajak saya dateng. wah mendengar kata gratis, siapa sih yang gak mau? hahaha

Sampai di acaranya, kita sempet kecewa karena ruangan hotel yang dipakai kecil-kecil, dan ternyata tidak terlalu besar acaranya. tapi mayanlah nambah pengalaman baru, dateng di acara anak muda sekarang. tsah!

Saya dan teman saya memilih nonton acara tarian2 dan aksi bartending. di tengah acara, pihak yang menyelenggarakan acara jepang2an itu, salah satu sekolah pariwisata, maju ke depan panggung untuk presentasi mengenai sekolah tersebut.

Awalnya dia bercerita tentang harga permalam per kamar di beberapa hotel tingkat dunia. saya melotot. angkanya fantastis! dari burj al arab sampai hotel yang ada di las vegas. wew! si orang yang presentasi bilang, klo harga sekamarnya aja segitu, berarti orang yang kerja di hotel2 itu juga tinggi2 gajinya, dengan nilai dolar atau euro.

masuk akal sih. hotelnya bagus2 bgitu. bahkan ada yang bintang 10. buset!

Lalu dia kembali kasih contoh anak-anak dari sekolahnya yang berkesempatan kerja di hotel2 dunia tersebut. weeeww... gajinya ga main2! sampai 40 jutaan cyiiin!! bayangkan kalo dengan gaji segitu, kita bisa beli apa disini!

setelah presentasi berakhir, saya yakin banyak yang mempertimbangkan untuk sekolah disitu. karena nilai uang memang tidak pernah menipu. saya ketawa2 nyengir liat angka2 yang tertera selama presentasi.

"Lo masuk aja sekolah disitu!" saran teman saya. saya pikir iya juga. biar saya punya keahlian lain. tapi eits! tunggu sebentar!

Saya bukan orang yang pesimis atau doyan kritik orang, tapi yang perlu diinngat adalah, orang yang presentasi itu terus membuai dengan gaji yang akan didapat ketika lulus. tapi dia TIDAK memberitahukan biaya hidup eks siswa yang kerja di hotel2 dunia tadi!

Hukum gaji adalah,
gaji-pengeluaran=sisa

kalau sisanya setengah dari gaji, saya bisa acungin jempol. kalo sisanya 0 pun saya bisa acungin jempol. tapi kalo minus... wah saya cubit2 deh pipi eks siswa tadi.

kerja di luar negeri, biaya hidupnya sangat mahal! itulah kenapa gaji mereka bisa sampe 40 juta sebulan, karena segala sesuatu harus mengeluarkan uang. bayangkan kalau gaji kita misalnya 45 juta, tinggal di dubai, negeri kaya minyak yang semua gaya hidup penduduknya adalah selalu mewah, trus pengen ikut2an bergaya hidup seperti itu, yang ada malah jadinya pasti minus.

atau gaji 45 juta, tinggal di las vegas, negeri sin city, wedew... ga tahan dunk kalo ga minum2! dua minggu juga ga ada sisa di kantong.

Di luar negeri juga gampang kok punya kartu kredit. kartu ajaib. tinggal gesek. sampe urusan makanan pun bisa gesek. gesek trussssssss.... tapi ga kebayang deh tagihan bulanan kayak apa. klo gaji besar, 45 juta, tapi kita punya hutang kartu kredit sampe 100 juta kan bikin nyesek juga. bisa bayar minimum, tapi kapan abisnya tu utang??

Kenapa rasanya melihat gaji ber US$ terasa besar sekali? kenapa justru US$ dan euro yang diangkat sama orang yang presentasi tadi?

Karena mata uang US$ itu DIATAS rupiah. berkisar 9rb=1US$! untuk euro, lebih canggih lagi 12rb=1 euro. klo poundsterling? 14rb=1 poundsterling!

rupiah itu nilainya KECIL dan RENDAH! makanya gaji anak2 eks siswa itu terasa begitu besar. sangat besar kalau dia menghabiskan hidupnya di Indonesia, tapi TIDAK kalau di Dubai, atau Las Vegas!

Oh, kan mereka bisa nabung. wah, harus benar2 ngencengin pinggang, paha, betis untuk benar-benar nabung. dengan gaji 45 juta, gaya hidup harusnya, setengahnya saja. setengahnya bisa ditabung di Indonesia, atau dijadikan aset. itu baru namanya bener. kalo setelah ditabung, malah dibeliin mobil porsche, apakah itu aset? investasi? hehe... bensin buat mobil mahal biasanya boros cyiiin!! apalagi soal suku cadangnya yang selangit. plus, kudu ati2 biar gak kesenggol atau kena tilang pak polisi gendut.

yang lebih penting lagi, sayangnya, si orang presentasi tadi tidak mencontohkan eks siswanya yang berwirausaha di luar negeri. kalau hanya lulus lalu bekerja dan dapet gaji tinggi, terus apa? memangnya tak ada itungan yang lain? misalnya untuk menikah? naik haji? beli rumah atau tanah? membuat jaringan bisnis sendiri adalah inovasi seseorang walaupun selalu bangkrut. sayangnya di presentasinya, seolah2 dengan gaji tinggi, selesailah sudah, tidak ada lagi yang harus diraih.

Kalau ada contoh seorang saja wirausaha eks siswanya di luar negeri, pasti ceritanya akan lain ya? hehe.. tidak ada lagi nominal berjuta2 itu tadi. hehe. kita harus belajar nih dari Farah Angsana, bagaimana dia memulai dan meneruskan bisnis yang dia rintis di luar negeri.

^^

1 komentar:

  1. Setuju beta sama ngana... :) betul juga, klo di luar negri masih sewa rumah, cuman perpanjang visa terus juga mehong ya... gaya hidup yang ga kira2 itu... baik tempat bersosialisasi sampe makanan, sampe alat elektronik yang akhirnya klo tergoda kebeli juga jadi aja sisa gajinya kecil ya bu

    BalasHapus