Selasa, 27 Desember 2011

rangking berapa?

kemarin dulu, waktu saya antar anak saya ke paud2an di kampung, ada segerombolan ibu2 yang sedang membicarakan tentang semesteran ala paud kampung.

mereka juga membicarakan hasil rapot anak2 mereka. ada yang dengan bangga bilang anaknya sudah rangking 4, mengalahkan anak2 tetangganya. salah satu ujung bibirnya naik ke atas tanda penghargaan diri dan contempt, penghinaan terhadap orang lain.

kalau saja, dia baca buku rich dad poor dad, pasti dia menyesal telah mengatakan itu.

hehehe.. bukan, bukan saya tidak menginginkan anak saya punya rangking yang bagus. bukan! sebagai FYI, dulu jaman sekolah, saya didoktrin dan mendoktrin diri dgn kalimat sbb:
Saya Harus Dapat Rangking 1. (atau 5 besar). Kalau Tidak, Berarti Saya Kalah.

Setelah 11 tahun bekerja, saya sadar, doktrin itu tidak berpengaruh banyak buat saya, kecuali sebagian kecil saja. Kecil banget malah.

Kita sebagai orang tua, kadang mem push anak untuk jadi rangking 10 besar di kelas atau di sekolah. dalam pikiran kita hal itu bisa berarti sangat baik, anak kita akan menjadi pintar, jenius, dihagai di kalangan sekolah dan teman2nya. bisa sukses dimasa depan. ahay!!

Tapi hal itu tidak berpeluang banyak di dunia kerja. Rangking di dunia kerja salah satunya dicapai dengan inovasi. yang lainnya, adalah, komunikasi. setelah itu, kecerdasan dan kecepatan membaca peluang. next stepnya adalah, cepat tanggap dalam menghadapi materi tugas kerja dan penyelesaian masalah kerja. dan yang lain2nya, adalah, sedikit obral kata2, menjilat sana sini, membentuk kongsi2 sendiri, mempunyai teman terpercaya, dan tahu sela agar bos memperhatikan hanya hal yang baik tentang kita.

rangking 10 besar itu adalah anugerah. anugerah atas keberhasilan angka2 dari rata2 pelajaran yang kadang menipu. kadang juga angka2 yang tidak pasti karena ada banyak guru yang memberi nilai berdasarkan nilai emosional guru tersebut terhadap beberapa murid misalnya. guru hanya manusia, begitu juga murid. rangking itu menurut saya, angkanya tidak valid walau bisa dibanggakan. jadi kalau kita terus menerus dapat rangking 1-5, haruslah dengan tujuan tertentu,mungkin beasiswa, atau hadiah dari ortu (hp,liburan,ps3,motor).

pastikan kerja keras itu terbayar, karena sulit berkompetisi dengan murid lain dalam kelas atau sekolah yang tidak semuanya menggunakan cara jujur, bisa saja mereka nyontek mati2an, atau gurunya memperbolehkan semua murid mencontek. saya tidak menyuruh agar rangking2 itu terbayar dengan barang yang bernilai uang, tapi mintalah bayaran yang benar2 membuat kita lega dan puas. buatlah otak untuk tetap maju dalam hal berkompetisi, karena ini bibit bagus untuk menuju kerja nantinya. jangan berhenti berkompetisi untuk menemukan inovasi baru.

Lagipula ini bukanlah peperangan. menang kalah itu hanya ada di pertandingan ataupun peperangan, bukan dalam hal memperebutkan rangking. kalau tidak dapat rangking, ya jangan kecewa, toh sudah usaha. usaha itu kan tidak bisa dinilai dengan rangking, tapi kepuasan batin. rangking itu adalah nilai yang tidak valid.

jadi jangan paksakan untuk punya rangking bagus sekarang. paksakan diri untuk terus berinovasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar